𝐁𝐀𝐇𝐀𝐒𝐀 - 𝐒𝐀𝐒𝐓𝐑𝐀

Mutiara Yang Dibuang

Cerpen Karya: Srinarwati
Editor: Loh

SUAMI isteri yang kaya raya setelah pulang dari berbelanja, saat masuk rumah merekapun melihat ruang makan yang kotor…..dan tercium aroma tidak sedap…. “pesing”.
Sementara di sudut meja makan nampak…terlihat seorang ibu tua sedang berusaha keras untuk bisa menyapu.

Tiba-tiba sang istri
bersuara keras membentak ibu tua itu !!! “Ini pasti ulah ibu, kan……?
Ibu ngompol di lantai kan…?,” sergahnya.
Lihat tuh, meja kotor….. makanan tercecer dimana-mana….. lantai juga Waduuuuuh (marah dan geram si istri)

Ibu…ibu!! ‘Ini rumah bukan gudang….ibu,” bentaknya.

Mendengar emosi istri, suaminya berkata,
sudahlah mama…. jangan bentak ibu seperti begitu, kasian…..ibu kan sudah tua.

Istri menimpali, tidak bisa begini terus- menerus….Kalau tiba-tiba ada tamu yang datang…. apa jadinya ???? “Sebaiknya besok kita bawa ibu ke panti jompo….Saya akan bawa,” pintanya tegas pada suaminya.

Suami protes, jangan ma….! “Itu kan ibumu….masa, dibawa ke panti jompo,” sanggah suaminya.

Setelah ibu tua itu dibawa ke panti jompo, si istri membenahi dan merapikan kamar ibunya. Di bawah kasur ditemukan sebuah buku lusuh dengan kertas yang agak kuning kusam.

Dia tertarik membacanya, karena….koq ada foto dirinya waktu kecil dan remaja, dan di halaman depan buku itu bertuliskan judul:
“PUTRIKU buah HATIKU”

Setelah membaca semua isi buku itu yang ditulis ibunya, Si istri
terduduk lesu.

Diawali hari dan tanggal lahir dia, ibunya menuliskan. “Aku melahirkan putriku….biar terasa sakit dan mandi darah….aku bangga bisa punya anak.

Ya…..aku bangga bisa berjuang tanpa suami yang telah mendahuluiku.
Aku rawat dengan cinta….aku besarkan dengan kasih….aku sekolahkan dengan airmata….aku hidupi dia dengan cucuran keringat.

Kuingat…..ketika kubawa ke klinik untuk imunisasi…..di atas angkot….dia nangis lalu kubuka kancing blus dan susui dia….aku tak merasa malu….bahkan tiba-tiba dia kencingi aku…..tapi biarlah.
TibaΒ² dia batuk kecil…. muntah….dan basahi rokku.

Hari itu terasa indah bagiku….biarpun aku basah oleh kencing dan muntahannya….aku tetap tersenyum….. bangga sekali.

Kejadian itu berulang-ulang beberapa kali. Aku tak peduli apa kata orang di atas angkot…. asalkan putriku bisa tumbuh sehat….Itu yang utama bagiku.

Sang istri sambil membaca, airmatanya mulai meleleh berderai membasahi pipinya….hatinya terasa perih….dadanya sesak.
Tiba-tiba dia berteriak keras….meraung-raung sejadi-jadinya: “Ibuuuuuuu…….ibuuuuu..”!! Sambil berdiri setengah berlari ke garasi.

Mendengar suara teriakan memanggil ibu,
suaminya kaget lihat ulah istrinya dan bertanya: “Keeeenapa ma, ada apa? Dengan
terisak dia menjawab; “Aku harus bawa kembali ibuku,” ujar istri.

Tiba-tiba telpon berdering….diterima suaminya lalu……..
“Mohon bapak dan ibu segera datang ke panti sekarang……cepat !!!”
Mereka buru-buru ke panti….saat masuk, nampak tubuh ibu tua sudah lemah, sedang diperiksa dokter.

Menyaksikan keadaan memilukan itu, si istri berteriak histeris sambil menangis menahan air mata “Ibuuuuu……..”!! Saat itu ibunya lemah tanpa bersuara dan berusaha memeluk kepala anaknya seraya berbisik pelan dan bercucuran air mata…..

“Anakku…ibu bangga punya kamu….seluruh cinta kasih hanya buat kamu nak… Maafkan ibu. iiiii…ibu saaayyyaaaang padamu (sambil memejamkan mata) dan
Sang ibupun menghembuskan nafasnya… meninggal dengan damai.

Anaknya meraung-raung keras sekali….menangis dan menyesali yang selama dia perlakukan ibunya. “Ibuu….ibuu…. aku minta ampun buu…… aku durhaka sama ibuu.. ampun…ampuni aku bu. iiibuu…jangan tinggalkan aku bu.
“Anak macam apa aku ini….anak macam apa…….ampun buu….ampuni aku ibuu.”

Meskipun Sang anak ingin mengambil kembali Sang ibu, itu sudah terlambat, penyesalan tiada guna, dan air matapun tak berarti, karena Sang ibu sudah pergi tuk selama-lamanya menghadap Sang Ilahi!!!

Buat Saudaraku, Sahabatku, masihkah ada ibu dan ayah di sisimu? Kalau orang tua masih ada, rawatlah dengan sepenuh hati, cintailah mereka, tapi kalau telah mendahului kita do’a kan.

Nilai apa yang terbersit dari kisah ini ?
Ingatlah Saudaraku:
*Kegeraman mengantar kita “memeluk dosa”
*Tindakan bodoh, membuat kita “merangkul durhaka”
*Sikap ego, mendorong kita “mendekap nista”
*Sesal yang terlambat, menarik kita “bergelimang keperihan dan dosa”
Berpikirlah arif, bertindak dengan bijak, berucaplah yang patut….berikan kasih sayang dengan jiwa…..dan hiduplah penuh dengan KASIH.

Semoga hati kita menjadi lembut dalam memberikan bakti pada org tua….❀._
Pelajaran yang harus kita ubah, tingkah laku kita, tehadap orang tua, terimalah dia apa adanya, karena dia satu-satunya yang bisa memberikan kehidupan kita di dunia ini._πŸ‘πŸ‘
Semoga bermanfaat.***
(Medio September 2024)

Laode Hazirun

Ketua Umum Jurnal Sepernas."Sepernas satu2nya organisasi pers dari Indonesia timur yg merancang UU Pers tahun 1998 bersama 28 organisasi pers" HP: 0813-4277-2255

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *