Masyarakat Tuntut Plasma
Sangatta, Jurnalsepernas.id – LAHAN perkebunan bagi petani merupakan sumber pendapatan untuk menopang kehidupan keluarga, namun jika lahan mereka tiba-tiba belakangan diklaim oleh sebuah perusahaan perkebunan dengan dalih sudah dibebaskan lewat oknum pemerintah desa setempat, maka mereka akan pertahankan sampai tetesan darah penghabisan, bila perlu jasadnya bersama-sama terkubur di lahan sendiri.
Itulah ungkapan hati masyarakat petani Desa Muara Pantun, Kecamatan Telen, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur (Kaltim) baru-baru ini diresahkan Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit, PT. Emas Rahayu mengkalaim sudah membebaskan lahan masyarakat lewat oknum-oknum tertentu di Desa Muara Pantun, namun kenyataannya pemilik lahan tidak menerima pembayaran, bahkan proses negosiasi pembebasan lahan pun tidak pernah melibatkan mereka.
Masyarakat pemilik lahan sepakat, jika PT. Emas Rahayu memaksakan diri mengelola lahan masyarakat yang saat ini sudah berusia
delapan tahun, mereka menuntut adanya pelibatan dalam bentuk plasma, sebagaimana disampaikan pada Senin (06/02).
Terkait eksistensi lahan menurut Galeng, salah satu narasumber dari Lembaga Pengawasan Reformasi Indonesia (LPRI), pembebasan dan pembayaran tali asih lahan tidak transparan kepada masyarakat pemilik lahan.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pers Reformasi Nasional (Ketum DPP-SEPERNAS) La Ode Hazirun (Loh) berpesan kepada pemilik lahan jangan takut mempertahankan hak miliknya, dan berharap pihak PT. Emas Rahayu jangan seenak perut mengklaim lahan masyarakat dengan dalih sudah dibebaskan, karena diduga merasa dibekingi aparat penegak hukum. “Maaf di atas langit masih ada langit, artinya kalau pihak perusahaan bernaung di bawah ketiak penguasa daerah, maka Lembaga Sepernas bersama Media Jurnalsepernas.id akan mengadukan ke pemerintah pusat dan Mabes Polri,” tantang Loh.
Menghindari adanya perlawanan dari pemilik lahan, Samad selaku Manager PT. Emas ketika dikonfirmasi awak media mengatakan, pihaknya berjanji siap membantu mediasi dengan pimpinan terdahulu, sebab dirinya baru menjabat manager setelah terjadi pembebasan lahan.
Menanggapi janji Manager Samad tersebut, pemilik lahan berharap janjinya itu bisa terealisasi demi terciptanya rasa keadilan, jangan hanya janji bak pepesan kosong yang tidak ada penyelesaian akhir dari mediasi yang coba dibangun Sang Manager, Samad.
Pewarta: Tim
Editor : Loh