Jalan Desa Batuq Ambruk, Masyarakat Rasakan Belum Merdeka

Tenggarong, Jurnalsepernas.id – PERAYAAN Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT-RI) yang diperinggati setiap tahunnya gaungnya hingga pelosok desa se antero negeri.
Tahun 2025 ini kemerdekaan RI sudah berusia 80 tahun pekik sorai euphoria kemerdekaan terdengar di jalan-jalan saat pelajar, dan orang dewasa serta emak-emak latihan baris-berbaris untuk mengikuti lomba pada perayaan Agustusan nanti.
Namun, ada yang miris bagi warga Desa Batuq, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) yakni; rasa merdeka hanya menjadi isapan jempol belaka.
Betapa tidak, pada Rabu (06/08/25) musibah datang, sehingga menimbulkan kesedihan bagi warga Desa Batuq disebabkan jalan yang menjadi satu-satunya akses mata rantai jalur transportasi mereka antardesa dan urat nadi perekonomian masyarakat, saat ini ambruk dan longsor.
Jalan yang ambruk ini tepatnya terletak di Rukun Tetangga (RT) 02 yang menghubungkan Desa Batuq dengan Desa Rebaq Rinding dan Desa lainnya yang menjadi pusat Kecamatan Muara Muntai terputus hingga kurang lebih 20 meter.
Jalan tersebut terbentang di pinggiran atau tepian Sungai Mahakam sepanjang tiga kilo meter dari RT 01 hingga RT 05.
Warga menduga penyokong daripada ambruknya jalan tersebut, karena padatnya arus lalu lintas kapal tongkang pembawa batubara yang getaran mesin dan kipas kapalnya sangat terasa oleh masyarakat di darat, terlebih lalu lintas kapal tersebut, sudah ribuan bahkan puluhan ribu yang melintas di perairan Sungai Mahakam wilayah Desa Batuq, serta warga masih khawatir dan was-was, karena
kemungkinan akan terjadi ambruk susulan pada jalan yang lain.
Diberitakan sebelumnya, di Desa Batuq, Kecamatan Muara Muntai menjadi salah satu desa di pesisir Sungai Mahakam yang sangat padat aktivitas lalu lintas kapal pengangkut batubara yang melintasi alur
Sungai Mahakam Desa Batuq tersebut.
Adanya kegiatan tersebut, warga masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai nelayan harus rela kehilangan mata pencairan, karena takut tertabrak oleh kapal tongkang tersebut.
Getaran dari mesin kapal yang melintas turut serta dirasakan oleh masyarakat yang ada di daratan, suara bising pun sangat mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat.
Ditemui oleh awak media Jurnalsepernas.id, Suwandi selaku Kepala Desa (Kades) Batuq mengatakan, pihaknya merasakan sekali efek dari lalu lalang kapal itu.
“Saya menduga abrasi ini terjadi akibat
Ygelombang di bawah air yang menghempas terus menerus ke tanah pinggiran pesisir,” ujar Suwandi.
Untuk itu ia berharap, ada solusi konkrit dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar atau instansi terkait, agar kejadian ini tidak terulang kembali, sehingga masyarakat pun bisa merasa tenang, tidak khawatir lagi terjadi longsoran serupa.
Pewarta: Muhammad Faisal.As
Editor : Loh