Pasutri Butuh Bantuan Bedah Rumah
Soe, Jurnalsepernas.id – PASANGAN Suami-Isteri (Pasutri) Lambertus Nuban dan Maria Bako, warga Kota Soe, Desa Melalete, Kecamatan Amabuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), ibarat hidup ‘Bagai Kerakap Tumbuh di Batu’ (Enggan Hidup Mati Tak Mau). Begitu kira-kira perasaan Pasutri ini saat disambangi Kepala Biro Jurnalsepernas.id Kabupaten TTS, NTT, di gubuknya, Selasa (21/06).
Betapa tidak, mereka tidak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah setempat selama 12 tahun, sepertinya tidak ada kepedulian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) TTS.
Pasalnya, sudah bertahun-tahun hidup di gubuk derita yang reot, dimana Pasutri ini tidak bisa lagi merawat gubuknya, karena mereka sudah termasuk Manusia Lanjut Usia (Lansia) yang sangat membutuhkan perhatian pemerintah setempat.
Lewat Awak Jurnalsepernas.id, impian dan harapan yang mereka dambakan dari pemerintah adalah bantuan bedah rumah sebagaimana yang telah dikucurkan kepada warga yang tidak mampu seperti mereka.
Mereka pun sebenarnya berhak menerima dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Kepala Desa (Kades) selaku penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH), namun apa lacur, hingga berita ini turun, belum ada keberpihakan pemerintah kepada Pasutri tersebut.
Meski dalam keseharian, mereka kelihatan ramah kepada siapapun yang menyapa dan terbersit senyum kedamaian di wajah mereka, namun dalam sanubari mereka terpendam penderitaan yang amat pedih entah sampai kapan badai itu berlalu.
Wahai pemerintah desa, kabupaten, provinsi, negara (Dinas Sosial, red.), dan para dermawan NTT, bantulah mahluk Tuhan yang bernama Lambertus Nuban dan isterinya, Maria Bako untuk sekedar bisa bertahan menyaksikan mentari pagi dan kicau burung sebagai nyanyian alam, karena hanya itu yang bisa menghibur mereka sebelum ajalnya tiba.
Siapapun yang dapat memberikan bantuan kepada mereka, bantuan itu tidak akan jatuh di selokan, namun sangat bermanfaat dan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pewarta: Yoseph Meol
Editor : Loh