Malam Pertama Terhalang Trauma (1)

Cerpen Karya: Elmietaka
ISTRIKU selalu menolak malam pertama denganku, kukira dia tidak cinta. Ternyata, dia justru merahasiakan sesuatu yang dilakukan tiap malam hingga dia mengalami
***
โSudah lima bulan kita menikah, Mel. Mau sampai kapan kita menjalani hubvngan seperti ini?โ Dengan kecewa, pria yang hanya mengenakan sarung itu mendekat ke arah istrinya.
โMaaf, Mas. Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak melakukannya sebelum benar-benar siap?โ tolak Melani penuh ketegasan. Tangannya sibuk mencengkeram selimut untuk melindungi tubuhnya yang masih perawan.
Danuarta Bima Nugraha, tidak pernah membayangkan jika pernikahannya akan serancu ini. Setelah ia memperistri wanita yang melamarnya lebih dulu, bukannya mendapat kebahagiaan justru hanya kegelisahan yang dirasakan.
Layaknya pria normal pada umumnya, ada hasrat bergejolak yang perlu dituntaskan. Penolakan dari Melani, memicu rasa kekecewaan Danu atas keegoisan sang istri. Padahal, penampilan Melani layaknya seorang wanita yang paham akan agama. Namun, wanita itu tetap menolak ajakan Danu untuk merasakan malam pertama.
โHarus berapa lama lagi aku menunggumu siap, Mel? Jujur saja, aku kecewa dengan keputusanmu. Semua orang mendesakku dengan pertanyaan yang sama. Kapan kita akan punya anak, apa istrimu sudah hamil, dan masih banyak lagi. Haruskah aku menjawab jika sebenarnya istriku tidak sudi menerima nafkah batin dariku?โ
Lagi-lagi, usaha Danu tak diindahkan sama sekali. Melani hanya membatu di balik selimutnya. Tanpa rasa bersalah, wanita 20 tahun itu memunggungi suaminya sendiri. Sementara pria berkulit sawo matang itu memilih pergi karena merasa tak dihargai. Bukan hal baru lagi, Danu harus menghabiskan malamnya di lantai beralas kasur lipat sembari menonton televisi.
Danu membuka ponsel tanpa sengaja. Dilihatnya ikon jam yang menunjukkan pukul sebelas. Seperti biasa, Melani pasti akan menyendiri di kamar mandi setelah memastikan Danu terlelap dalam tidurnya.
Misi baru pun dimulai, Danu pura-pura tertidur dengan posisi meyakinkan. Dengan cepat, Melani mematikan televisi dan bergegas ke kamar mandi dengan langkah tanpa suara. Sesekali wanita berpiyama panjang itu memastikan bahwa Sang suami tidak memergoki aksinya.
Malam ini aku harus membuktikan bahwa kecurigaanku benar, batin Danu.
Hampir setengah jam berlalu, Melani belum juga keluar. Anehnya, tidak ada suara apapun dari arah kamar mandi yang membuat prasangka Danu semakin negatif. Ia pun beranjak dari kasurnya, melangkah mengendap ke kamar mandi untuk mencari kebenaran yang membuatnya penasaran.
Denting notifikasi berbunyi dari ponsel Melani. Pandangan Danu beralih fokus pada sorot layar di atas nakas. Sejenak ia membuang dugaan negatif pada sang istri. Benda pipih milik istrinya terlihat lebih menarik. Danu merasa bahwa ponsel hitam keluaran terbaru itu bisa mengobati rasa penasarannya.
โMas,โ panggil Melani berhasil mengejutkan sang suami.
Munculnya wanita dari arah kamar mandi, membuat Danu gelagapan. Ia terlanjur tertangkap basah saat membuka sebuah pesan dari nomor yang disamarkan dengan emoji hati.
โMaaf,โ ucapnya spontan lalu menyodorkan ponsel pada pemiliknya.
โTumben, Mas. Biasanya kamu nggak peduli sama barang-barangku,โ celetuk Melani berdalih penasaran.
โEm … itu, abis ngapain di kamar mandi? Lama banget,โ sahut Danu mengalihkan pembahasan.
Keanehan muncul dari penampilan Melani yang tak seperti biasa. Rambut tergerai berantakan, kancing piyama bagian atas terbuka, tubvhnya pun terlihat tidak sebugar sebelumnya.
โKan tiap mau tidur harus perawatan dulu,โ jawab Melani terdengar masuk akal.
โBuat apa perawatan? Biar cantik? Percuma cantik tapi nggak mau melayani suaminya sendiri. Atau jangan-jangan … memang ada pria lain yang sudah sering kamu layani!โ
Tidak mau berdebat, Melani langsung kembali ke ranjang tanpa menanggapi dugaan suaminya. Ketidakpedulian yang sebenarnya menyimpan rahasia besar, hampir saja terbongkar begitu saja.
โSebenarnya apa yang kamu mau, Mel? Kalau nggak suka sama aku, bilang! Atau kamu mau mengakhiri hubu–โ cerocos Danu terpotong saat sang istri bangkit dari ranjangnya.
Melani menatap wajah suaminya cukup dalam. Gemetar di tubvhnya tidak bisa disembunyikan setelah kalimat Danu mengarah pada perceraian. Bukan itu yang ia inginkan, Melani hanya mencari waktu yang tepat untuk mengutarakan kebenaran tentang dirinya.
โAku takut, Mas. Aku juga tidak mau seperti ini, tapi rasa itu selalu muncul saat aku berusaha menerimamu sepenuhnya. Aku bingung mau cerita, aku malu,โ terang Melani dengan suara tertahan. Ada cairan hangat di mata yang memberontak ingin keluar.
Danu masih terpaku di tempatnya. Kini pikiran pria berkumis tipis itu dipenuhi segudang tanya. โApa yang membuatmu setakut itu, Mel? Kita bahkan belum pernah mencobanya.โ
Untuk kali pertama setelah lima bulan statusnya menjadi istri pengusaha tambang pasir, Melani memberanikan diri untuk mendekat. Masih dengan tangis yang ditahan, ia berdiri di depan Danu dengan tatapan ragu. Pun ia berusaha untuk tidak berkedip, karena cairan bening pasti akan mengucur dengan leluasa.
โTerima kasih sudah sabar hingga detik ini. Kuharap Mas Danu masih terus bertahan setelah tahu semuanya. Sekali lagi, terima kasih sudah bersedia menjadi suamiku, Mas. Satu hal yang Mas harus tahu, aku tidak seperti wanita pada umumnya.โ
Kedua tangan Melani gemetar hebat saat menyentuh pinggang sang suami. Tangisnya pun pecah ketika Danu tanpa permisi meraih tubvh Melani hingga tak ada jarak lagi di antara keduanya.
โTidurlah, maaf sudah membuatmu menangis,โ bisik Danu dengan rasa bersalah.
Mereka kembali ke tempat masing-masing, Melani di ranjang, sementara Danu di kasur depan televisi. Malam terus berjalan tanpa halangan, menjadi saksi kegelisahan sepasang suami istri tanpa adanya cinta yang pasti. Sayup angin mengantarkan keduanya hingga terlelap, melupakan semua yang telah dilalui dan memilih menikmati alam mimpi.
Suara guyuran air dari kamar mandi membangunkan Danu yang terpejam beberapa jam. Dengan tatapan remang-remang, ia melihat ke arah penanda waktu. Tampak jarum pendek berhenti di angka dua.
โMasih jam segini, mana mungkin Melani sudah mandi,โ gumam Danu bermonolog. Ia melihat ranjang tidur tanpa sosok sang istri.
Tanpa berpikir panjang, Danu menuju kamar mandi dalam keadaan belum sepenuhnya tersadar. Saat ia membuka pintu, matanya dikejutkan dengan pemandangan miris yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
โJadi ini yang kamu lakukan tanpa sepengetahuanku?โ Masih berdiri di ambang pintu, Danu menyaksikan Melani dengan raut tak percaya.
โKeluar!โ teriak Melani sembari melempar benda asing ke arah suaminya. Kali ini ia tak bisa mengelak lagi. Apa yang sudah ia rahasiakan dari Danu, akhirnya terbongkar.
***
Kira-kira, apa yang sedang dilakukan Melani di kamar mandi? (Bersambung)