𝐏𝐎𝐋𝐈𝐓𝐈𝐊- 𝐏𝐄𝐌𝐄𝐑𝐈𝐍𝐓𝐀𝐇𝐀𝐍

Setiawan Pimpin Rakor Lintas Sektor

Pattallassang, Jurnalsepernas.id – PENJABAT (Pj) Bupati Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Dr. Setiawan Aswad, M.Dev, Plg serius dalam penanganan stunting (Penderita Gizi Buruk) di Takalar, maka berbagai upaya telah dilakukan, salah satunya melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektor untuk mengevaluasi pelaksanaan Intervensi Spesifik dan Sensitif secara serentak di Kabupaten Takalar.

Kegiatan tersebut, berlangsung di Ruang Pola Kantor Bupati Takalar dan dihadiri Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Takalar, Direktur Rumah Sakit Umum Saerah (RSUD) H. Padjonga Dg. Ngalle, Direktur Rumah Sakit (RS) Galesong, Pj. Ketua Tim Penggeraj Pembinaan Kesejahreraan Kelurga (TP-PKK) Kabupaten Takalar, Satuan Tugas (Satgas) Stunting, para Camat se-Kabupaten Takalar, para Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Pusekesmas) se-Kabupaten Takalar serta para Koordinator Penyuluh se-Kabupaten Takalar, Senin (24/06).
IMG 20240627 WA0044 Jurnal Sepernas
Dalam memimpin rapat, Dr. Setiawan menyampaikan, enam bulan ke depan harus ada pergerakan signifikan terhadap penanganan stunting di Takalar. Dari sudut pandang birokrasi tematik kita menghadapi dua persoalan mendasar yaitu; persoalan intervensi dan persoalan tata kelola.

Terkait tata kelola kita akan upayakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring evaluasi, supervisi sampai dengan pendataan, dan intervensi yang dilakukan jelas mulai dari spesitif, kordinatif dan sensitif.

“Saya minta kepada
Pemerintah Kecamatan untuk selalu melakukan evaluasi setiap minggu bersama Pemerintah Desa dan Puskesmas. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) harus diaktifkan, lakukan pendekatan kepada masyarakat untuk datang ke Posyandu memeriksakan kesehatan bayi dan balitanya juga ibu hamil. Semua harus dilakukan pemeriksaan dan diberi edukasi terkait gizi untuk mencegah terjadinya stunting,” jelas Pj. Bupati.
IMG 20240627 WA0040 Jurnal Sepernas
Ia juga menambahkan, fungsi manajerial di Posyandu juga diaktifkan, semua harus bersama-sama dan saling berkoordinasi, sehingga penanganan stunting dapat dicegah. “Saya kira data sangat penting dalam mengetahui berapa angka stunting kita di Takalar. Untuk itu kiranya dilakukan pendataan yang betul-betul akurat di masyarakat,” imbuhnya.

Setiawan harap, kegiatan ini dimanfaatkan betul-betul sebagai kegiatan untuk melakukan evaluasi progres kegiatan kita dengan melihat persoalan yang terjadi dan mencari solusinya yang selanjutnya dituangkan dalam perencanaan mingguan, mudah-mudahan dengan cara ini upaya kita bisa maksimal.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar, dr. Nilal Fauziah dalam laporannya menyampaikan, pelaksanaan intervensi serentak pencegahan stunting dilakukan melalui pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi dan intervensi bagi seluruh ibu hamil, balita 5 tahun, catin dan berkelanjutan.

“Berdasarkan hasil pengukuran balita bulan juni 2024, rata-rata Puskesmas sudah melakukan pengukuran ± 80%. Adapun data status gizi dari jumlah Di bawah Lima Tahun (Balita) yang diukur sebanyak 21.323 anak, dengan jumlah kunjungan dan diukur, ditimbang diposyandu sebesar 84,53% dan dari hasil data status gizi tersebut dapat dilihat gambaran saat ini stunting untuk Kabupaten Takalar 1316 atau 6,17%,” kata dr. Nilal.

Terkait dengan permasalahan gizi, gizi buruk saat ini jumlahnya 139 orang, gizi buruk tidak stunting 108 orang, stunting dengan gizi buruk 31 orang, stunting dengan gizi kurang 220 orang, stunting dengan berat badan kurang 857 orang, stunting dengan berat badan dan tinggi badan normal sebanyak 991 orang. (Sumber: Humas Pemkab Takalar).

Pewarta: Abd Rauf Ampa
Editor : Loh

Laode Hazirun

Ketua Umum Jurnal Sepernas."Sepernas satu2nya organisasi pers dari Indonesia timur yg merancang UU Pers tahun 1998 bersama 28 organisasi pers" HP: 0813-4277-2255

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *