Istri Dijual Saat Malam Pertama
(Cerpen Karya: Ida Saidah)
HAMPIR dua jam wanita itu mengurung diri di kamar mandi, hingga ia menggigil kedinginan. Haikal terus mengetuk pintu karena takut terjadi sesuatu kepada istrinya, akan tetapi Farha mengabaikan ketukan itu. Hatinya teramat hancur, sakit luar biasa karena dia merasa telah di tipu oleh sang suami.
‘Untuk apa menikahiku kalau hanya berniat untuk menjualku,” rintih Farha dalam hati.
Dia terus tersedu di pojokan kamar mandi. Bibirnya terkatup dan gemetar. ia terus memegangi dadanya yang terasa sakit tak terperi.
“Farha, tolong buka pintunya sayang. Mas minta maaf!” teriak Haikal dari balik pintu.
“Mas melakukan semua itu demi masa depan kita. Farha!” ucapnya lagi.
“Yang ada kamu menghancurkan masa depan kita, Mas.” Wanita itu menjawab dalam hati.
Farha terus memeluk lututnya. Hingga ia merasa lemas dan tidak sadarkan diri.
Haikal memanggil petugas hotel meminta mereka supaya membuka pintu kamar mandi. Ia merasa sangat khawatir terhadap sang istri yang sudah berjam-jam berada di dalamnya.
“Ya Tuhan, Farha!” teriak laki-laki itu sembari menghambur ke arah sang istri yang sedang tergolek tidak berdaya. Ia lalu membopong tubuh Farha dan membaringkannya dia atas tempat tidur.
“Sayang maafin aku. Aku terpaksa melakukannya karena butuh uang untuk tambahan modal dan biaya operasi Ibu.” Tangis laki-laki itu pecah, ia terus menciumi tangan istrinya yang terbaring tidak sadarkan diri.
***
Satu Minggu sebelum menikah dengan Farha, Nisma–Mama Haikal masuk rumah sakit karena ginjalnya sudah mulai rusak dan harus segera di operasi. Haikal yang sedang kebingungan mendatangi Raka temannya kemudian meminjam sejumlah uang kepada laki-laki tersebut.
“Ni, gue pinjemin duit buat operasi nyokap lo, tapi dengan satu syarat!” ucap raka kala itu.
“Apa syaratnya, Bro?” tanya Haikal.
“Syaratnya nanti saja menyusul!”
Karena sedang benar-benar membutuhkan uang, Haikal akhirnya mengiyakan persyaratan temannya itu karena dia yakin kalau raka tidak akan meminta yang aneh-aneh. Dia sudah mengenal Raka dari masih duduk di bangku SMP.
Operasi berjalan lancar. Keadaan Nisma juga sudah mulai membaik. Raka kembali memberikan sejumlah uang untuk modal usaha Haikal, lalu menyuruh laki-laki itu tandatangan di atas materai.
Haikal yang notabene seorang yang sangat ceroboh, langsung menandatangani surat itu tanpa membaca satu persatu isi di dalamnya.
***
“Jangan lupa nanti malam jangan sentuh istri lo sebelum gue menyentuhnya!” Raka menepuk pundak Haikal, sejam setelah pria itu menikahi Farha kekasihnya.
“Apa maksud elo Raka?” Laki-laki itu menatap Raka tidak percaya.
“Sesuai perjanjian, elo bakalan nyerahin kesucian istri lo sama gue. Dan sesuai perjanjian juga, kalau elo sampai melanggar, elo harus mengganti uang yang elo pake sepuluh kali lipatnya di hari ini juga!”
Haikal menggeleng tidak percaya mendengar semua yang dikatakan oleh sahabatnya itu. Bagaimana bisa laki-laki yang sudah di anggapnya saudara bisa berlaku sekejam itu kepadanya?
“Bagaimana, Bro?!”
“Tidak, saya tidak mau melakukan hal sekonyol itu!” tampiknya kesal.
“Hei, gue akan melakukannya dengan atau tanpa persetujuan elo, Haikal. Farha itu milik gue!” tekan laki-laki itu sembari mengangkat kerah baju Haikal.
“Raka, tolong jangan lakukan itu kepada istriku. Aku mohon Raka!”
“Terlambat, elo sudah tandatangan di atas materai dan itu tandanya surat perjanjian ini kuat hukum. Apa elo juga mau gue seret ke kantor polisi, Hah?!” ancamnya lagi.
Haikal berdiri mematung tanpa bisa berbuat apa-apa.
Hingga malam tiba, saat ia membawa sang istri masuk ke hotel yang sudah terlebih dahulu di booking oleh Raka, sebenarnya hatinya hancur berkeping-keping. Namun dia selalu meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja. Hanya masalah ‘virginity’ saja. Dia masih bisa menerima Farha walaupun nantinya dia sudah tidak lagi perawan.
Haikal meninggalkan kamar itu dengan perasaan hancur. Dia tidak sanggup membayangkan jika Raka-lah yang justru akan mempertamai sang istri. Ia lalu pergi ke parkiran menemui sang sahabat, kemudian meminta kembali uang kepadanya untuk tambahan modal.
“Yang kemaren lo kasih kurang. Kalau elo pengen nikmati tubuh istri gue, lo harus tambah sejumlah uang yang elo kasih kemarin. Maka elo boleh melakukannya sesuka hati elo,” ucap Haikal.
Raka mengusap bibirnya dan tertawa. Ternyata temannya itu lebih mencintai uang ketimbang istrinya sendiri.
***
Farha membuka mata perlahan, terkejut karena ternyata dia sudah berada di kamar yang berbeda. Apa Haikal membawa dia pulang ke rumah, ataukah?
Mata wanita itu membelalak ketika melihat sebuah figura yang tergantung di dinding. Ia kaget bukan kepalang karena ternyata ia sekarang berada di kamar Raka.