Tokoh Muda Temui Wamensos, Dorong Pengusulan HB II sebagai Pahlawan Nasional

Jakarta, Jurnalsepernas.id – SEJUMLAH tokoh muda mengunjungi Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono, pada Kamis (22/05) untuk mendiskusikan pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi Sri Sultan Hamengku Buwono II (HB II).
HB II dinilai salah satu tokoh kunci dalam perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. Pertemuan ini bertujuan meminta dukungan sekaligus merancang langkah sosialisasi dan kajian sejarah, agar generasi muda lebih mengenal perjuangan HB II.
RM. Fajar Bagoes Sampurno, keturunan HB II sekaligus Ketua Lembaga Vasiati Socaning Lukika, menyatakan, dirinya dari keluarga besar HB II memohon perhatian pemerintah dan masyarakat, agar perjuangan BH II diapresiasi.
“Beliau adalah sosok yang gigih melawan penjajahan dan membela rakyat Jawa,” ujar Bagoes.
Wamensos menyambut baik usulan tersebut dan menegaskan komitmennya untuk mendukung pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan.
“Kami sangat mendukung upaya mengenang jasa para pahlawan seperti HB II dan Pangeran Diponegoro. Sosok-sosok ini harus lebih dikenal generasi muda, dan jika memenuhi syarat, layak diusulkan sebagai Pahlawan Nasional,” tandas Jabo.
Farkhan Evendi, Ketua Umum Bintang Muda Indonesia (BMI), menekankan pentingnya menanamkan nilai sejarah kepada generasi muda. “HB II adalah inspirasi perjuangan, pembela rakyat, dan simbol perlawanan terhadap kolonial. Kisahnya harus diketahui bangsa Indonesia, khususnya anak muda, agar mereka paham sejarah bangsanya sendiri,” tegas Farkhan.
Sementara itu, Utami Oentoro, dosen Universitas Bung Karno Jakarta, menyarankan agar perguruan tinggi turut aktif dalam kajian sejarah.
“Kampus harus menjadi tempat diskusi dan penelitian tentang tokoh-tokoh seperti HB II. Mahasiswa perlu memahami sejarah perjuangan bangsa, agar tidak tercerabut dari akar budayanya,” jelas Utami.
Pertemuan ini juga membahas rencana konkret, termasuk penyelenggaraan seminar, penelitian akademis, dan sosialisasi melalui lembaga pendidikan.
Dedi, seorang pemerhati sosial yang turut hadir setuju tentang usulan tersebut. “Selain gelar Pahlawan Nasional, kita perlu membuat program edukasi yang menarik agar masyarakat, terutama anak muda, tertarik mempelajari sejarah,” terang Dedi.
HB II, yang memerintah Kesultanan Yogyakarta pada 1792–1810 dan 1811–1812, dikenal sebagai sosok yang keras menentang Belanda. Ia terlibat dalam berbagai perlawanan politik dan militer, termasuk Perang Jawa (1825–1830) yang dipimpin Pangeran Diponegoro. Namun, namanya belum sepopuler tokoh-tokoh pejuang lainnya, sehingga para tokoh muda ini berupaya mengangkat kembali sejarah perjuangannya.
Langkah selanjutnya adalah mematangkan proposal pengusulan gelar Pahlawan Nasional sesuai mekanisme yang berlaku, sambil memperkuat kajian sejarah dan kampanye publik. Dengan dukungan dari pemerintah dan kolaborasi berbagai pihak, diharapkan HB II dapat segera diakui sebagai Pahlawan Nasional. (Sumber: Ketum DPN BMI).
Pewarta: Dirman
Editor : Loh