Potret, Dulu Mantan Sekarang Mantap
lJeneponto, Jurnalsepernas.id – DALAM perjalanan hidupnya setiap manusia pasti mempunyai lembaran kelam meski setitik nila. Tidak ada manusia sepanjang hidupnya sempurna melakukan hal positif, pasti ada hal negatif berupa salah dan hilaf, baik sengaja maupun tidak.
Demikian halnya potret Putera Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sore Kr. Dawa saat berdomisili di Jakarta Era Orde Baru. Dia salah seorang pengelola/pengusaha Tempat Hiburan Malam (THM) Kali Jodoh Bilangan Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) yang terkenal itu, meski orang kebanyakan menilainya sebagai preman yang dihargai kawan dan di segani lawan.
Harus diakui merantau dan tinggal di Jakarta mencari pekerjaan di Era Orba hanya dengan modal nekat, tidak mungkin seindah dibayangkan, harus memiliki nyali besar dan tehnik kemampuan fisik yang mumpuni, sehingga tidak mudah dipecundagi dan diinjak-injak orang, malah disegani dan diikuti orang banyak. Begitulah kisah sosok Andi Sose kala itu.
Mungkin Andi Sose tidak menampik bila dirinya dijuluki salah satu Bos Preman Kali Jodoh, karena pada masa Golden Age (Zaman Keemasan) Orba, dirinya pemimpin lebih kurang 7000 orang pemberani yang siap melakukan tugas sapu ranjau kejahatan. Para pejabat dan elit politik kerap menggunakan jasa anak buahnya untuk menghadapi lawan, karena kehebatannya semua kepala preman ibukota berpikir dua kali bila berseteru dengan kelompok Andi Sose.
Setelah pergeseran waktu, zaman berubah, situasi pemerintahanpun berganti drastis. THM Kali Jodoh harus tutup total oleh Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota (Pemprov DKI) Era kepemimpinan Gubernur Basuki Cahaya Purnama alias Ahok.
Maka berakhirlah Kerajaan Kali Jodoh dan tamat pulalah episode atau lembaran kelam Andi Sose. Seiring dengan itu, dirinya sadar dan bertobat. Kisah hidup di Ibukota Jakarta yang keras dan kejam tinggal menjadi kenangan yang pahit untuk dilupakan, namun sejarah telah mencatat, dua bersaudara putera Sulsel ini menjadi tandem penguasa Kali Jodoh sekian tahun tanpa berani diganggu Bos Preman manapun di DKI.
Zaman sudah berganti seiring berjalannya waktu yang cepat secara masif, Andi Sose sadar bahwa, masih ada waktu untuk berbuat baik pada sanak keluarga, teman-teman, dan orang banyak dalam meniti hidup sebelum ajal menjemput.
Sekarang kehidupan Andi Sose terbilang mantap. Betapa tidak, dia bersama saudaranya mendirikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bilangan Allu, Kecamatan Bangkaka, Jeneponto yang dilengkapi Masjid.
Tentu keberadaan SPBU ini untuk mempermudah pelayanan yang membutuhkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi pengendara yang sebelumnya jauh dan antri. Demikian halnya bangunan Masjid di area SPBU bisa digunakan siapa saja yang mau shalat, tidak hanya bagi pengendara, masyarakat sekitarpun bisa memanfaatkan jasa Masjid untuk shalat lima waktu.
Pewarta/Editor: Loh