𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐈𝐍𝐆 𝐍𝐄𝐖𝐒

Miris! Kekayaan Alam Dikeruk, Budayanya Dibegal

Tenggarong, Jurnalsepernas.id – BETAPA sedihnya saat ini hati masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) atas perbuatan para pejabat-pejabat pemerintahannya yang tak lagi pro kepada masyarakatnya. Mengapa demikian? Hal itu terjadi lantaran patung-patung monumen di halaman Pasar Tangga Arung yang baru di bangun di Kecamatan Tenggarong sangat tidak mencerminkan kebudayaan asli masyarakat Kutai.

Patung yang merupakan icon yang dibuat sama sekali tidak menunjukan identitas kearifan lokal budaya suku Kutai, bangunan itu berbentuk tokoh superhero Fiksi dan tokoh seperti Arjuna dan Gatot Kaca yang mana sangat tidak ada relevansi sama sekali dengan tokoh Kutai Kartanegara.
IMG 20251213 WA0021 Jurnal Sepernas
Padahal daerah Kutai sendiri memiliki tokoh-tokoh pahlawan yang cukup terkenal di kalangan masyarakat nasional seperti; Senopati Awang Long dan Panglima Ayus.

Hal ini dianggap sangat merusak citra dan adat masyarakat Kutai, sangatlah mengganggu.

Bahkan masyarakat mengatakan, hal ini suatu ironi pembegalan terhadap budaya orang Kutai dan mereka mempertanyakan. Apakah selama ini cukup hasil bumi dikeruk di rampas?

“Ini budaya kami ingin dirampas, atas hal tersebut benih-benih conflick of interest di masyarakat pun sudah mulai bermunculan.

Bahkan bukan hanya patung-patung tokoh yang melanggar adat, namun patung-patung alat musik yang dibuat pun juga sama sekali tidak ada patung alat musik khas Kutai Kartanegara, seperti gambus gong, sungguh sesuatu yang dianggap sebuah keironisan budaya.
IMG 20251213 WA0005 2 Jurnal Sepernas
Ketua Umum (Ketum) Perkumpulan Adat Remaong Kutai Berjaya (RKB) yang juga merupakan Pasukan Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Hebby kepada awak Media Jurnalsepernas.id mengatakan,
dirinya sangat geram dengan adanya patung-patung yang tidak mencerminkan pahlawan dan budaya Kutai.

Ia menegaskan, hal itu adalah perbuatan malang adat, penghinaan kepads orang Kutai, sehingga tidak bisa ditolenransi.

Ditegaskannya pula, pihaknya telah menyiapkan seluruh pasukan adat Kutai untuk mengambil tindakan membongkar sendiri patung-patug tersebut, jika dalam waktu tiga hari ke depan sejak somasi dilayangkan, Kamis (11/12) tidak ada respon dari pemerintah atau dinas terkait.

“Etam (Kita) akan ambil langkah membongkar sendiri itu kela (nanti) bila sida (pemerintah) tidak menanggapi permintaan etam untuk dibongkar, karena lebih baik etam hancurkan itu daripada etam hancurkan citra adat Etam (Kutai ),” pungkas Hebby.

Pewarta: Faisal Asmuran
Editor : Loh

Laode Hazirun

Ketua Umum Jurnal Sepernas."Sepernas satu2nya organisasi pers dari Indonesia timur yg merancang UU Pers tahun 1998 bersama 28 organisasi pers" HP: 0813-4277-2255