𝐏𝐄𝐍𝐃𝐈𝐃𝐈𝐊𝐀𝐍- 𝐁𝐔𝐃𝐀𝐘𝐀

Kepsek SDI Loli Dinilai Otoriter?

Soe, Jurnalsepernas.id – TUGAS Kepala Sekolah (Kepsek) adalah memimpin dan mengelola sekolah, termasuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program pendidikan.

Dia harus mampu membangun kerja sama dan bersinergi dengan staleholder sekolah untuk menongkrak kwalitas pendidikan bagi anak didik dan menata gedung dan ruang kelas, supaya anak didik dan para guru dapat belajar- mengajar dengan aman, nyaman, dan tertib.

Adagium di atas bila dianalogikan pada Sekolah Dasar Inpres (SDI) Loli, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) jauh dari realita sebagaimana hasil pantauan awak Jurnalsepernas.id di lapangan, pada Jum’at (10/01).

Pasalnya, sejak Kepsek SDI Loli dipimpin Jermini, S.Pd, para Dewan Guru tidak pernah merasa ada kesamaan pendapat antara pimpinan dan bawahan, sehingga mereka merasa tertekan dan jenuh, sehingga bekerja asal-asalan.

Menurut penilaian salah seorang anggota komite sekolah yang minta jati dirinya tidak di mediakan, selaku nara sumber kepada awak media mengakui jika Kepsek Jermini memang orang yang sangat tertutup dalam managemen pembangunan mau pun Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Lanjut sumber, Kepsek Jermini selama memimpin di SDI Loli memang terkesan menjenuhkan, menjengkelkan, dan agak otoriter, karena dia baru melakukan Rapat Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) selama memimpin baru satu kali. “Kalau mau rapat, pak Jermini sudah direncanakan di rumahnya, sehingga ketika diadakan rapat semua Dewan Guru dan Komite Sekolah hanya bisa mengikuti saja, karena memang sudah tersusun rapi dan tidak bisa diubah lagi, karena menurut Jermini, semua yang sudah dia cantumkan itu sudah melalui konfirmasi dengan Dinas Pendidikan, sehingga tidak bisa di rubah lagi karena nanti sudah salah dalam hitungan,” kesal sumber.
IMG 20250110 WA0031 Jurnal Sepernas
Atas sikapnya yang dinilai otoriter itu, membuat dewan guru bertanya-tanya dan disampaikan oleh salah satu dewan guru yang tidak ingin disebutkan namanya bahwa dia selama bertahun-tahun menjadi guru, biasanya RKAS dirancangkan bersama dewan guru dan Komite sekolah, tapi dia baru temukan type kepala sekolah seperti Jermini yang RKASnya sudah dirancangkan sendiri, sehingga dia Minta melalui Media ini untuk Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk dapat mempertimbangkan hal-hal seperti ini, karena menurutnya dan teman guru, mereka merasa jika hal ini tetap berlanjut, maka bisa saja anak-anak murid bisa menjadi korban.

“Karena kami dewan guru tidak nyaman dengan pimpinan kami,” ujar sumber.

Adapun yang di temukan tim media ini tentang perekrutan guru honor pun itu atas inisiatif Jermini sendiri dengan tidak ingin dirapatkan bersama dewan guru, termasuk gonta ganti operator sekolah yang dilakukan kepala sekolah Jermini juga hampir setiap triwulan.

Terkait hal itu, ketika tim media mengkonfirmasikan t
kepada salah satu mantan operator membenarkan, bahwa memang dia diangkat atau direkrut berdasarkan Surat Keputusan (SK) tapi ketika diganti tidak ada konfirmasi dari Kepsek Jermini kepada operator tersebut. Sehingga operator yang dikonfirmasi tim media mengatakan, dia lebih memilih ke luar dari sekolah tersebut dari pada dia hanya bisa jadi boneka hidup di SDI Loli. Jermini pun selalu mengancam dewan guru untuk tidak boleh berkomentar.

“Jika kalian berkomentar, maka saya punya orang dalam di dinas jadi kalian akan saya pindahkan,” ancam Jermini.

Demikian halnya terkait perekrut tenaga pengganti bendahara sekolah, Kepsek Jermini setiap tahun berganti dan selalu saja dia merahasiakan segala urusan pembelanjaan Bantuan Oprasional Sekolah (BOS), dia pun sering mengatakan, ada beberapa item pekerjaan di belanjakan menggunakan uang pribadi sehingga itu menjadi pertanyaan besar bagi guru bawahan dan yang namanya Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) dan Aparatur Sipil Negara (ASN) itu tidak pernah diikutsertakan dalam melaksanakan segala kegiatan tambahan/ektrakurikuler, sehingga dewan guru meminta kepada awak media ini, supaya Kepsek Jermini segera di ganti atau diperiksa oleh Kadisdikbud dan Inspektorat TTS, karena dewan guru sudah sangat jenuh dalam menjalankan tugas mereka sebagai guru di SD Inpres loli sangat terganggu dengan kinerja seorang pemimpin yang sangat tertutup itu.

Adapun disampaikan bahwa jika Kadisdikbud tidak segera periksa oknum Kepsek Jermini, maka Dewan Guru sepakat akan mogok kerja, sebab merasa tidak nyaman dengan Kepsek Jermini.

Adapun salah satu komite yang duduk sebagai wakil komite, Maklon Angket memang kesal atas kinerja Kepsek Jermini memang tidak ada transparansi dan komite pun asal nama diberi jabatan komite, tetapi selalu tidak ada kerja sama atau konfirmasi dengan komite dan guru.

Pewarta: Maklon Angket
Editor : Loh

Laode Hazirun

Ketua Umum Jurnal Sepernas."Sepernas satu2nya organisasi pers dari Indonesia timur yg merancang UU Pers tahun 1998 bersama 28 organisasi pers" HP: 0813-4277-2255

Related Articles