πŽπ‘π†π€ππˆπ’π€π’πˆ

Jemaah An-Nadzir Gelar IdulAdha Ahad

Sungguminasa.id – JEMAAH An-Nadzir menyebut dirinya sebagai β€œahlul bait”, atau kelompok keagamaan yang secara konsisten mengamalkan ajaran Nabi Muhammad Sallaulahu Allaihi Wassalam (SAW).

Jemaah An-Nadzir, salah satu aliran Islam yang berkembang di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), terbilang memiliki cara unik, mulai cara berpakaian hingga menentukan awal Ramadan dan hari keagamaan

Dalam pelaksanaan perayaan IdulAdha tahun 2024 ini, mereka sudah menetapkan 10 Dzuhijjah 1445 Hijriah jatuh, pada Ahad (16/06). Mereka akan menggelar Lebaran atau salat IdulAdha di hari itu.
“Jemaah An-Nadzir Gowa Sulawesi Selatan telah memutuskan dan menetapkan 10 Dzulhijjah 1445 H/2024 M dan pelaksanaan salat Idul Adha 1445 H/2024 M atau jatuh pada hari Ahad 16 Juni 2024,” ujar pimpinan An-Nadzir Gowa Samiruddin Pademmui dalam keterangannya, Kamis (13/06).

Samiruddin menjelaskan, jemaah An-Nadzir mempunyai metode sendiri dalam menetepkan tanggal Hijriah. Metode tersebut, kata dia, merupakan hasil pengajaran dari Imam KH Syamsuri Abdul Madjid.
IdulAdhaAnNadzir Jurnal Sepernas
Menurut Samiruddin, An-Nadzir memiliki ilmu, metodologi dan tata cara sendiri dalam memantau dan menetapkan 1 Ramadan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah. Ilmu metodologi ini merupakan hasil pengajaran dari Guru dan Imam KH Syamsuri Abdul Madjid yang beliau menjamin kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Lanjut dia mengatakan, pemantauan bulan Dzulqaidah dimulai dengan mengamati tiga purnama yakni 14, 15, dan 16 Dzulqaidah yang secara berurutan bertepatan dengan hari Rabu, Kamis, Jumat, tanggal 22, 23, 24 Mei 2024, sesuai dengan kriterianya masing-masing.

Dikatakannya, setelah menetapkan tiga purnama Dzulqaidah 1445 H, seterusnya menghitung perjalanan bulan, maka didapatkan 27, 28, dan 29 Dzulqaidah 1445 H, bertepatan dengan Selasa, Rabu, Kamis, tanggal 4, 5, 6 Juni 2024.

Samiruddin menambahkan, selama bulan masih terbit lebih dulu di ufuk Timur daripada matahari, maka artinya masih bulan tua yang sudah sulit dilihat secara kasat mata. Namun sebaliknya, jika matahari terbit lebih dulu di ufuk Timur daripada bulan, maka itu menurutnya sudah bulan baru atau hilal.

Lebih jauh Samiruddin mengatakan, Dzulqaidah 1445 H sekarang ini, pergantian bulan/kongjungsi/ijtima/new moon terjadi sekitar jam 20.40 Wita. Maka 1 Dzulhijjah 1445 H terhitung dan jatuh pada Jumat 7 Juni 2024.

Karena itu kata dia, 1 Dzuhijjah 1445 H bertepatan dengan Jumat 7 Juni 2024, berarti 10 Dzuhijjah 1445 H jatuh pada Ahad 16 Juni 2024 M. Hari Arafah (9 Dzulqaidah 1445 H) jatuh pada Sabtu 15 Juni 2024.

Pewarta: Bukhari
Editor : Loh

Laode Hazirun

Ketua Umum Jurnal Sepernas."Sepernas satu2nya organisasi pers dari Indonesia timur yg merancang UU Pers tahun 1998 bersama 28 organisasi pers" HP: 0813-4277-2255

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *