Diminta PT. Waskita Karya Dengar Permintaan Warga

Soe, Jurnalsepernas.id – KABUPATEN Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
sesuai hasil pantauan Media ini di lokasi Bantaran Sungai Benenai sepanjang dari Desa Puna, Loli, Abi, Billa dan Oeperigi nampak sawah warga terjadi pengikisan aliran sungai yang sangat deras, hingga merusak persawahan warga.
Sesuai hasil investigasi Wartawan Jurnalsepernas.id bersama para Tokoh Masyarakat (Tomas) yang ada di areal sawah masing-masing wilayah menyampaikan kepada Awak Media, bahwa akibat penutupan Bendungan Temef pada Juli 2024 lalu, di mana pihak pengelola melakukan penggiringan air demi mengairi sawah masyarakat dengan menggunakan Exavator, maka di situlah terjadi pengalihan aliran sungai.
Bila debit air kembali normal, aliran sungai yang awalnya melintas lewat as sungai ternyata tidak lagi melewati as sungai melainkan tetap mengikuti jalur yang sudah digiring oleh pihak perusahaan, sehingga sawah warga hanyut di bawah arus sungai yang alirannya semakin deras.
Atas kejadian itu, diprotes salah seorang tokoh masyarakat, Marten L Mella kepada Awak Media pengatakan, pihak pengelola PT. Waskita Karya harus bertanggungjawab menormalkan kembali aliran sungai ke jalur semula, sebab jika tidak dikembalikan, maka warga masyarakat yang pengelolah sawah di lokasi bantaran sungai sudah dapat mengolah sawah mereka tahun ini.
Lanjut Marten mengatakan, jika beberapa waktu lalu aliran sungai mulai kembali normal dan pihak PT. Waskita Karya dengan alat beratnya menggiring kembali air ke jalurnya, maka kemungkinan besar sawah warga tidak terkikis aliran sungai, tapi karena dibiarkan begitu saja, sehingga mengakibatkan pengikisan terhadap sawah milik warga.
Sementara salah seorang warga lainnya dari Desa Bila, Danial Hun berharap, semoga melalui pertemuan dengan pihak media ini dapat direspon oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) TTS, Provinsi NTT dan Pemerintah Pusat, agar secara tegas menekan pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) PT. Waskita Karya supaya bisa kembali menurunkan alat beratnya (Exavator, red.).
“Tujuannya demi mengembalikan air pada jalur semula, karena masyarakat sangat membutuhkan penyambung hidup (Makan) dari hasil sawah mereka,” pinta Dan Hun.
Terkait hal itu, Awak Media, Maklon Angket berhasil memgkofirmadi pihak Balai Wilayah Sungai, Frengki Welkis menjelaskan, pihak perusahaan akan berkordinasi dengan dahulu dengan pihak PT. Waskita Karya, dalam hal ini Faris. Namun sepertinya ada akal bulus, sebab meminta warga bersurat ke pihak Dinas Pekerjsan Umum dam Perumahan Rakyat (PUPR) TTS.
Atas keinginan tersebut, warga tetap tidak menggubris akan penyampaian hasil konfirmasi itu.
Warga hanya meminta satu saja yakni; PT. Waskita Karya segera mengembalikan aliran sungai pada jalur semula.
“Kami tidak ingin jawaban atau perintah untuk membuat surat yang aneh-aneh, karena sawah kami dikerjakan bukan pakai kertas atau tinta, melainkan keringat dan darah. Jadi tolong jangan bikin alasan aneh-aneh,” tutup Dan.
Pewarta: Maklon Angket
Editor : Loh