Harga Gabah di Takalar Anjlok

Pattallassang, Jurnalsepernas.id – PARA petani di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan sudah melakukan panen padi tiga kali se tahun, tapi kondisi ini bukan menggembirakan para petani, tapi mencemaskan mereka.
Betapa tidak. Pasalnya, surplus padi yang mereka peroleh tidak dibarengi dengan harga jual gabah yang membahagiakan petani, karena pemerintah menurunkan harga rendah.

Masalahnya, sebelumnya pada panen pertama, harga gabah ditetapkan Rp.6500 per kilo dan penen berikutnya harga anjlok menjadi Rp.5500 per kilonya.
Hal inilah yang dikeluhkan para petani tentang turunnya harga gabah yang sangat tidak menyenangkan.

Dengan hasil panen padi tiga kali se tahun, para petani mengharapkan kesejahteraannya akan meningkat, namun ternyata mereka kecewa, karena harga jual turun anjlok.
Menurut Daeng Rurung, salah seorang petani yang sempat ditemui awak Media Jurnalsepernas.id di lapangan, Kamis (04/12) dirinya berharap harga gabahnya Rp.6500
per kilonya sebagaimana sebelumnya, tetapi kenyataannya sekarang harga turun anjlok menjadi Rp.5500.
“Padahal dulu Rp.6500 sekarang turun menjadi Rp.5500, jadi kita petani mengalami kerugian,” ujar Daeng Rurung.

Lanjut Daeng Rurung, hasil panen menjual gabah mengalami kerugian Rp.1 juta per tonnya, karena pengaruh turunnya harga gabah menjadi Rp.5500 per kilo gramnya.
Atas turunnya harga gabah tersebut, Daeng Rurung mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Takalar dan Badan Urusan Logistik (Bulog) mengembalikan harga gabah sebagaimam semula yakni; Rp.6500 per kilo gramnya.
Pewarta: Abd Rauf Ampa
Editor : Loh












