Kalapas Pohuwato Tanam Bibit Jagung
Marisa, Jurnalsepernas.id – SEBAGAI bentuk kontribusi dalam mendukung program pemerintah Indonesia, khususnya dalam bidang ketahanan pangan, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIb Pohuwato Unit Pelaksana Teknis Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Upt Kanwil Kemenkumham) Gorontalo melakukan lounching kegiatan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) berupa penanaman bibit jagung di Lokasi perkebunan milik Lapas, pada Senin (06/03).
Program Kegiatan Kemandirian di Lapas ini dihadiri langsung Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas), Irman Jaya yang turut didampingi Kepala Seksi Pembinaan Nara Pidana dan Kegiatan Kerja (Kasi Binapigiatja), Zainal Bempah, beserta staf Giatja dan beberapa Warga Binaan yang telah memenuhi syarat administratif dan teknis lainnya.
Kegiatan ini merupakan bentuk implementasi program kerja dan pembinaan yang ada di Lapas Pohuwato, di mana sebelumnya di lahan seluas dua hektar ini hanya ditanami tumbuhan dan rerumputan, sehingga sekarang digantikan dengan penanaman bibit jagung jenis Hibrida B-89.
Disela-sela melakukan penanaman bibit jagung Irman Jaya mengatakan, dirinya mengapresiasi atas terobosan program kerja ini. Tentunya kegiatan penanaman bibit secara bersama ini, merupakan ide yang sangat kreatif dan dapat memberikan efek positif bagi Warga Binaan, kegiatan tersebut, tentunya dapat meningkatkan keterampilan dan skill serta pengetahuan cara berkebun.
“Hasil dari program ini, dapat berkontribusi terhadap pencapaian target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan bagi pemerintah daerah khususnya Kabupaten Pohuwato adalah dapat meningkatkan ketahanan pangan bagi daerah khususnya komoditi jagung,” uiarnya.
Ia menambahkan, terdapat tiga pilar dalam mencapai kondisi Ketahanan Pangan bagi suatu daerah, yaitu ketersediaan (availability), keterjangkauan (accessibility) baik secara fisik maupun ekonomi, dan stabilitas (stability) yang harus tersedia dan terjangkau setiap saat dan setiap tempat.
“Apabila ke tiga pilar ketahanan pangan terpenuhi, maka masyarakat atau rumah tangga tersebut, mampu memenuhi ketahanan pangannya masing-masing, dan kami berupaya maksimal, agar hasil dari sektor perkebunan ini mampu berkontribusi nyata terhadap pemenuhan ketahanan pangan daerah,” tandasnya.
Sementara itu, Kasi Binapigiatja, Zainal Bempah mengatakan, melalui program penanaman bibit jagung hibrida B-89 ini, juga diharapkan dapat mengembangkan potensi diri, khususnya bagi Warga Binaan Lapas Pohuwato dan membuka potensi sektor pertanian dan perkebunan di Lapas.
“Jagung merupakan tanaman musim panas yang paling baik ditanam dengan rata-rata suhu tanah mencapai 16 derajat Celsius hingga 35 derajat Celsius. Sehingga Lokasi sekitar 2 Ha ini sangat cocok untuk ditanami komoditi berjenis jagung hibrida,” tutupnya. (Sumber: Humas Lapas Pohuwato).
Pewarta: Dirman
Editor : Loh