Seret Kapoktan H.Rusli ke Teralis

Sungguminasa, Jurnalsepernas.id – BERBAGAI cara pemerintah membantu masyarakat untuk
meningkatkan hasil produksi pertanian dengan menggelontorkan dana untuk proyek pembangunan.
Salah satunya adalah proyek Optimalisasi Lahan (Oplah) sebagainana didapatkan Desa Tanabangka, Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2025.
Dengan adanya proyek pembangunan Oplah di Dusun Tangkeballa 1, para petani sangat gembira dan merasa bersyukur serta berterima kasih kepada pemerintah.
Salah seorang petani Tangkeballa yang minta jati dirinya tidak di mediakan mengatakan, area persawahan yang semula hanya bisa ditanami dua kali setahun, maka dengan proyek Oplah ini bisa tiga kali.
“Insya Allah setelah Oplah dioperasikan, akan bisa ditanami sampai tiga kali,”
ujar petani tersebut pada awak media, Sabtu (06/12).
Hanya saja, sangat disayangkan sesuai dengan hasil pantauan media ini, proyek yang dikelola oleh Ketua Kelompok Tani (Kapoktan) Tangkeballa I, H. Rusli, diduga melenceng dari Rencana Anggaran Bangunan (RAB).
Betapa tidak, pasalnya, sesuai ketentuan yang ada di RAB, atap yang dipasang seharusnya menggunakan spandek namun, yang terpasang adalah seng gelombang. Begitu juga dengan rangka bagian atas yang seharusnya menggunakan kayu, tetapi malah menggunakan kanal C.
Hal ini berarti sudah ke luar dari ketentuan yang tercantum di RAB, dengan maksud mengirit dana anggaran untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang lebih besar, tentu hal ini diduga sudah melakukan penyunatan anggaran.
Terkait dugaan penyelewengan anggaran Oplah tersebut, diharapkan Aparat Penegak Hukum (APH) dalam hal ini kepolisian dan kejaksaan memeriksa Kapoktan, H.Rusli untuk menelusuri penggunaan anggaran.
H. Rusli selaku pengelola Oplah di Dusun Tangkeballa I, ketika wartawan media ini melakukan konfirmasi di kediamannya, pada Sabtu (06/12) mengatakan dengan santai, proyek Oplah yang dikerjakannya tinggal tahap pemasangan mesin.
Lanjut dia, bahwa dana yang diterima baru sebatas untuk pembelian material bangunan fisik saja, sedangkan untuk pembelian mesin masih menunggu pengucuran dana berikutnya.
Oleh karena itu, sebelum penerimaan dana lanjutan, dia meminta kepada pemerintah dan instansi terkait agar turun ke lapangan untuk melihat dan lebih memastikan situasi serta kondisi bangunan yang dimaksud.
Pewarta: Amirullah Dg Kulle
Editor : Loh












