𝐏𝐄𝐍𝐃𝐈𝐃𝐈𝐊𝐀𝐍- 𝐁𝐔𝐃𝐀𝐘𝐀

Sekkab Takalar Klarifikasi Pemberitaan Media

Takalar, Jurnalsepernas.id – TERKAIT adanya pemberitaan dari salah satu media Daring yang menuding Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), H.Muhammad Hasbi kerap mengintimidasi pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dia menanggapi pemberitaan tersebut.

“Karena ini menyangkut kinerja saya sebagai sekda, maka saya perlu tanggapi beberapa hal, agar tidak terjadi kesalahan memahami atas realitas yang terjadi,” kata Hasbi melalui keterangan tertulis, Rabu (27/09).

Ia mengawali penjelasan dengan menegaskan, pada periode kepemimpinan Dr Setiawan Aswad selaku Pejabat Bupati Takalar, semua kebijakan dilandasi dengan sistem yang terukur dan regulasi yang kuat.

“Semua terukur dan akuntabel. Sistem dan aturan ditegakkan dalam setiap kebijakan. Sehingga pejabat yang tetap bertahan dengan karakter kepemimpinan lama, misalnya tetap memberlakukan pungutan-pungutan, akan digulung oleh sistem dan regulasi yang diberlakukan.

“Ada ruang Pemeriksaan Khusus (Riksus) di Inspektorat bagi ASN yang terindikasi melakukan pelanggaran. Jadi sistem dan aturan yang menggulung mereka. Bukan intimidasi personal,” jelasnya.

Lanjut Hasbi, pada periode mantan Bupati Syamsari Kitta, evaluasi dan mutasi Aparatur Sipil Negara (ASN), Sekda dan unsur Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) atau tim evaluasi kinerja tak pernah terlibat.

Sehingga Hasbi meminta semua pihak untuk mengkonfirmasi seluruh unsur Baperjakat (tim evaluasi kinerja). Apakah mereka terlibat atau tidak pada proses mutasi selama kepemimpinan Setiawan Aswad.

“Selain itu, Pimpinan OPD saat ini bekerja tenang, karena diberikan kebebasan berinovasi dan hak penuh pengelolaan program atau kegiatan. Boleh ditanyakan ke para pimpinan OPD dan Sekda hanya memastikan ketersediaan anggarannya serta mengontrol serapannya, ” imbuhnya.

Tetapi, dengan keleluasaan itu, bukan berarti para pejabat akan berbuat sesuka hati, karena periode kepemimpinan Setiawan Aswad kata Hasbi, akan berbuat tegas terhadap para pimpinan OPD yang pelayanannya buruk dan berbudaya kinerja primitif, seperti Pungutan Liar alias pungli, pasti dilakukan Riksus dalam rangka Clean Governance (Pejavat yang Bersih).

Untuk mutasi pejabat yang tak kunjung terwujud, Hasbi menekankan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) memang membutuhkan waktu lebih lama, karena melakukan pemetaan kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS).

“Kami melibatkan Tim Assesor dari Kemenpan-RB untuk evaluasi kinerja meritrokrasi. Staf dan guru yang ditempatkan jauh kita kembalikan. Pejabat struktural yang dipromosi tapi tidak bersyarat golongan dan pangkatnya akan dikembalikan, agar bisa mendapatkan hak naik pangkat.

“Kepala sekolah yang tidak bersertifikat, tidak pernah test calon Kepsek atau Guru Penggerak juga kita evaluasi. Pokoknya, banyak warisan PR yang harus dibenahi,” terangnya.

Alumni Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) kelahiran 1981 ini menutup dengan harapan, agar semua pihak membantu Pemkab dalam membangun daerah ini.

“Tentu tidak ada manusia yang sempurna. Tapi kita selalu berupaya memperbaiki kondisi daerah ini dengan sekuat tenaga. Saya sadar ada oknum media yang terus memberitakan negatif pribadi saya. Saya hanya bisa jawab Allah Maha mengetahui yang benar,” pungkas Hasbi. (Sumber: Humas Pemkab Takalar).

Pewarta: Abd Rauf Ampa
Editor : Loh

𝐑𝐔𝐒𝐌𝐈𝐍

𝐊𝐞𝐭𝐮𝐚 𝐈𝐈 𝐃𝐞𝐰𝐚𝐧 𝐏𝐢𝐦𝐩𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐏𝐮𝐬𝐚𝐭 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐭 𝐏𝐞𝐫𝐬 𝐑𝐞𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢 𝐍𝐚𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 (𝐃𝐏𝐏- 𝐒𝐄𝐏𝐄𝐑𝐍𝐀𝐒) 𝐝𝐚𝐧 𝐊𝐨𝐫𝐝𝐢𝐧𝐚𝐭𝐨𝐫 𝐍𝐚𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 (𝐊𝐎𝐑𝐍𝐀𝐒) 𝐌𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐂𝐞𝐭𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐧 𝐎𝐧𝐥𝐢𝐧𝐞, 𝑱𝒖𝒓𝒏𝒂𝒍𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒔.𝒊𝒅- 𝐌𝐄𝐍𝐆𝐔𝐍𝐆𝐊𝐀𝐏 𝐅𝐀𝐊𝐓𝐀 𝐓𝐀𝐍𝐏𝐀 𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 , 𝐌𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮𝐢 𝐈𝐧𝐯𝐞𝐬𝐭𝐢𝐠𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐌𝐨𝐧𝐢𝐭𝐨𝐫𝐢𝐧𝐠 Telepon: 082332930636 / 082312911818.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *