Komite SLB YP3LB Sudiang Temui Kadisdikbud Sulsel
Makassar, Jurnalsepernas.id – KOMITE perwakilan orang tua murid Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembina dan Penyelenggara Pendidikan Luar Biasa (YP3LB) Swasta Sudiang, Kota Makassar bersama puluhan muridnya hendak menemui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Sulawesi Selatan (Sulsel), Setiawan Aswad, Phd Rabu (13/10) di Kantor Disdikbud, Jalan Perintis Kemerdekaan Kilo Meter (KM) 11 Makassar sekitar Pukul 09.15 Wita.
Menurut juru bicara SLB YP3LB Swasta Sudiang Makassar, Bu Yusuf pihaknya ingin mengetahui jawaban Kadisdikbud terkait guru-guru dari Aparatur Sipil Negara yang mengajar di SLB swasta termasuk di SLB YP3LB Sudiang Makassar, akan ditarik ke SLB Negeri, sehingga para orang tua murid khawatir anak-anak mereka tidak dapat belajar dan sekolah akan terbengkalai.
Harapan para orang tua murid untuk bertemu dengan Kadisdikbud Sulsel tidak kesampaian, karena dia lagi mengadakan rapat, lalu diarahkan menemui Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Khusus Layanan Khusus Budaya dan Sastra (PKLKBS), Andi Mashara, Mappiara
yang diterima di ruang kerjanya.
Para orang tua murid kecewa atas penyampaian Kabid yang menyatakan, SLB Negeri masih kekurangan guru, sehingga guru-guru ASN
yang mengajar di SLB swasta ditarik, karena mereka digaji oleh negara.
“Kami ini aparatur negara harus mengelola sekolah negeri, karena digaji oleh negara,” ujar Andi Mashara yang ditirukan Bu Yusuf, juru bicara orang tua murid.
Untuk diketahui, SLB YP3LB Swasta Sudiang Kota Makassar dibangun sejak 17 Agustus 1990 yang saat ini menampung murid yang berkebutuhan khusus sekitar 67 orang dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan didik tujuh orang guru yang kesemuanya dari ASN.
Kekhawatiran orang tua murid terhadap kelanjutan pendidikan anak-anaknya sangat beralasan, karena dari tujuh orang guru tersebut, empat orang sudah turun Surat Kaputusan (SK) mendapat tugas mengajar di SLB Negeri dan dalam waktu dekat satu orang lagi akan memasuki masa purna bhakti, berarti praktis tinggal dua orang selaku guru perintis dari nol.
Sehubungan ditinggalkan guru-guru tersebut, para orang tua murid berharap, agar Kadisdikbud Sulsel mencarikan solusi guru pengganti, namun yang berkualitas, sebab berbagai macam ketunaan yang ditampung di SLB YP3LB Swasta Sudiang Makassar, karena SLB swasta mitra pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan nasional.
Sementara Kepala Sekolah SLB YP3LB Swasta Sudiang Makassar, Hj. Ratna Nur ketika dihubungi Via Whatsapp (WA) pribadinya mengatakan, pihaknya kesal tiba-tiba semua guru dari ASN ditarik ke SLB Negeri, padahal hanya dua di Makassar ini sementara SLB Swasta banyak dan baginya tidak masalah bila ditarik asalkan bertahap.
Menurutnya, setidaknya menyurat atau ada pemberitahuan terlebih dahulu, supaya pihak pengelola mencarikan jalan keluarnya.
“Seharusnya ada penyampaian sebelumnya supaya kita cepat carikan guru pengganti, karena asas dibangunnya itu sekolah untuk pendidikan anak. Jadi kalau diambil langsung tanpa persiapan dari pihak sekolah, kan sama namanya merusak dunia pendidikan,” ujar Ratna.
Dikatakannya, membangun SLB swasta bukan seperti membalikkan telapak tangan, apalagi SLB gratis. Pihaknya berjuang sampai mendapatkan SK, sekarang guru-guru yang sudah akrab dengan murid ditarik tanpa penyampaian sebelumnya. Kenapa dulu mereka (Guru ASN, red.) ditempatkan di swasta kalau akhirnya ditarik lagi?
“Harus ada bantuan pemerintah, baik biaya operasional maupun tenaga pendidikan, terlebih sebagai tempat mendidik anak-anak yang berkebutuhan khusus harus secara khusus pula penangannya,” kunci Hj Ratna Nur sedikit kesal.
Pewarta/Editor: Loh