Kelompok Pemuda Bontoduri Makassar Tawuran
(Foto: Ilustrasi Tawuran)
Makassar, Jurnalsepernas.id – TAWURAN alias bentrokan antara pemuda Jalan Bontoduri 6 dan Jalan Bontoduri 10 Kelurahan Bontoduri, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali pecah.
Dua kelompok pemuda yang bertikai tersebut, berlangsung di Jalan Bontoduri 7, Senin (13/01) dini hari mulai pecah sekitar pukul 01.00 hingga 04.00 WITA. Kejadian ini kembali menambah daftar panjang aksi tawuran di Kota Daeng.
Fenomena tawuran ini tidak hanya terjadi di Makassar, tetapi juga di berbagai wilayah lain di Indonesia. “Ada faktor lain yang memicu adrenalin mereka untuk bertindak tanpa perhitungan, didukung oleh kurangnya perhatian dari berbagai pihak,” ungkap seorang pengamat sosial.
Is, salah seorang Tokoh Masyarakat (Tomas) Jalan Bontoduri 7, saat ditemui di lokasi pertemuan warga, Ahad malam (12/01), mengaku heran atas kejadian tersebut, karena bentrokan terjadi di kawasan permukiman padat penduduk.
Ia menggambarkan suasana mencekam saat tawuran berlangsung.
“Aksi saling serang batu seperti air hujan yang ditumpahkan dari langit. Waktu itu warga sudah tidur, tiba-tiba atap rumah kami diguyur hujan batu. Kami tidak berani keluar rumah,” ujar Is.
Ia juga menambahkan, rumahnya ikut menjadi sasaran dalam aksi saling lempar tersebut.
Namun, yang lebih disayangkan adalah tidak adanya respons cepat dari aparat penegak hukum meskipun beberapa tokoh masyarakat dan Ketua Rukun Tetangga (RT) telah menghubungi pihak kepolisian dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Bontoduri.
Sekitar pukul 22.00 WITA, tokoh masyarakat Bontoduri 7 mengadakan koordinasi dengan beberapa tokoh masyarakat Kelurahan Bontoduri, kelompok pemuda, dan insan pers guna mengantisipasi bentrokan susulan.
Salah seorang tokoh masyarakat Bontoduri, Dg Ali, menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap aparat. “Jika kejadian ini kembali terjadi dan aparat penegak hukum, terutama Binmas Bontoduri, tidak merespon, maka patut dipertanyakan ada apa dengan mereka,” tegasnya.
Dg Ali juga mengungkapkan rencana masyarakat setempat untuk melakukan langkah tegas jika tawuran berulang.
“Kami dan warga yang akan turun tangani sendiri menangkap para pelaku tawarun serta akan lakukan sweeping terhadap siapa saja yang melintas di perbatasan Bontoduri 7 jika sudah lewat pukul 22.00 WITA. Ini demi menghindari konflik yang berkepanjangan,” imbuhnya.
Insiden ini menjadi pengingat, sekaligus menjadi evaluasi bagi aparat penegak hukum agar lebih sigap dalam merespons laporan masyarakat guna menciptakan rasa aman di tengah lingkungan yang rawan konflik.
Hingga berita ini diturunkan belum ada penyampaian resmi dari aparat penegak hukum dan Bhabinkamtibmas Bontoduri terkait pemicu bentrok antarkelompok di Kelurahan Bontoduri, Makassar.
Pewarta: Alfian
Editor : Loh