Potret Buram J&T Express Makassar
Makassar, Jurnalsepernas.id – JUDUL di atas merupakan menggambarkan ketidakprofesionalan salah satu perusahaan expedisi nasional yakni; J&T Express dalam pendistribuan barang/paket kepada penerima, khususnya soal mengantisipasi overload (Lonjakan) pengiriman barang pada Bulan Ramadhan.
Perusahaan expedisi J&T yang berdiri sejak 2015 menggunakan label Express dibelakangnya yang berati cepat berbasis online digadang-gadang cepat mendistribusikan barang/paket. Hal ini mengundang minat para pencari jasa penitipan barang untuk mengirimkan barangnya dengan harapan cepat tiba di tujuan termasuk warga Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang ada di perantauan.
Memasuki Bulan Ramadhan, tentu banyak konsumen memilih menggunakan jasa hantaran J&T Express mengirimkan paket untuk keperluan lebaran berupa pakaian, penganan atau kue dan barang lainnya yang tentunya akan berlipat-lipat ganda jumlahnya, melebihi kondisi bulan-bulan sebelum dan sesudah lebaran.
Tapi apa lacur, momen meningkatnya jumlah masuknya barang di Kota Makassar tidak diantisipasi dengan pelayanan yang baik oleh pihak J&T Express demi menjaga marwah kecepatan dan keamanan paket tiba pada pemiliknya, akibatnya rasa kecewa dan sakit hati dialami pemilik paket.
Hal itu, dialami pula penulis dimana paket yang dikirim dari Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) sejak Minggu (09/04) lalu, hingga berita ini tayang, Sabtu (22/04) belum sampai ke alamat penerima di Jalan Faisal Raya Perum Phinisi Nusantara Recidence. Entah beberapa hari lagi usai lebaran, belum jelas juga.
Penulis selaku pemilik paket berkali-kali mendatangi Kantor pelayanan J&T Express terdekat Banta-Bantaeng, Jalan Andi Jemma (Dulu Jalan Landak Baru, red.) Makassar mengkofirmasi mengenai keberadaan paket, namun oleh petugas selalu mendapat jawaban, paket sementara di gudang utama. Artinya, tidak ada upaya pihak J&T Makassar mempercepat pendistribusian barang dengan menambah karyawan dan bekerja lembur bila perlu sampai pagi, supaya sebelum lebaran, paket-peket yang bertumpuk di gudang cepat disortir, supaya mudah diantar ke kantor-kantor cabang pembantu, lalu tenaga kurir meneruskan ke pemiliknya.
Peristiwa yang dialami Penulis ternyata dialami pula puluhan hingga ratusan warga Kota Makassar merasa kecewa atas keterlambatan paket, terpancar wajah murung ketika mereka mendapat jawaban, bahwa paket yang seharusnya sudah dimanfaatkan pada momen lebaran tidak kesampaian, ada berupa pakaian lebaran dan kue lebaran.
Hal yang menambah kekecewaan lagi adalah sikap oknum Call Centre bagian complan atau pengaduan J&T Express Jalan Bulusaraung Makassar menjanjikan membantu pemilik paket menghubungi bagian gudang untuk mencari paket yang dibutuhkan.
Untuk mempermudah berkomunikasi dua arah, oknum petugas Call Centre (Wanita, red.), saling bertukar nomor Whatsapp (WA), namum hanya bohong belaka. Pasalnya, setiap penulis menghungi atau chating ke nomornya, dia tidak pernah angkat dan membalas meski Telepon Seluler (Ponsel)nya aktif berdering. Itulah potret buram J&T Express Makassar yang jauh dari ekspektasi pemilik barang mendapat layanan express atau cepat.
Apakah pihak managemen J&T Express tidak merasa bersalah atau berdosa atas kejadian itu?
Pewarta/Editor: Loh