Brondong Perdaya Janda Botol
Semarang, Jurnalsepernas.id โ SEORANG pria tanggung alias brondong ganteng sempat memperdaya 10 orang janda mapan, bahkan meniduri dan memoroti hartanya.
Bermodal tampang keren dan mobil rental, pelaku bernama Yandi (28) itu berhasil memperdaya sedikitnya 10 janda di Kota Semarang, Jawa Tengah. Tak hanya membawa kabur uang ratusan juta rupiah, Yandi juga menikmati tubuh para janda yang menjadi korbannya.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Semarang, Komisaris Besar (Kombes) Irwan Anwar, mengatakan, sebagai informasi, Yandi sendiri diinformasikan berasal dari Sikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. โIni pengungkapan kasus penipuan yang dilakukan oleh tersangka dengan korban spesifik, yakni para janda,โ ujar Irwan diinfokan Ikatan Jurnalis Kepolisian, pada Kamis (16/09).
Lanjut Irwan, tersangka Yandi diamankan anggota Satuam Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Semarang di Jalan Dr Sutomo, Semarang, pada Rabu lalu, (01/09). Penangkapan tersangka berdasarkan adanya laporan salah satu korban. Pelapor berinisial A berprofesi sebagai bidan di Kecamatan Pedurungan. โPara korban berkenalan dengan tersangka melalui aplikasi online Tantan.
Aplikasi ini sebenarnya untuk mencari jodoh.โ Yandi diketahui selalu mengganti nama yang dipakai di aplikasi. Nama samaran yang digunakan antara lain adalah Reski, Ferizal, Helski, Roni, dan Jayadi. โUntuk meyakinkan para korban, tersangka juga naik kendaraan (mobil), tetapi rental. Dia juga mengaku sebagai karyawan di sebuah perusahaan ternama di bidang oli dan masih single. Setelah intens berkomunikasi, kemudian korban diajak ketemuan.โ Setelah korban terjerat oleh bujuk rayunya, si brondong dengan modal mobil rental itu lantas menjalin asmara hingga berhubungan badan dengan para janda. Selama kenal dengan Yandi, para korban juga kerap dimintai sejumlah uang dengan alasan untuk modal usaha. Andai korban menolak untuk diajak hubungan badan, diancam tidak akan dikembalikan uangnya dan tidak akan menikahi. โSasarannya memang janda yang sudah mapan (berduit). Setidaknya ada enam orang (melapor) yang menjadi korban. Semua warga Kota Semarang dan berstatus janda,โ terang Kapolrestabes.
Korban berinisial A mengaku mengenal tersangka sejak awal Desember 2020. Ia sempat diajak tidur dan dimintai uang. Namun, setelah itu tersangka menghilang. Tak terima dengan kejadian itu, korban pun melaporkan ke Polrestabes Semarang. โPara korban menderita kerugian bervariasi. Ada yang Rp.22 juta, Rp42 juta, Rp.27,850 juta, dan Rp.4,3 juta. Sedangkan A, kerugiannya kurang lebih Rp.60 juta. Sementara itu, total kerugian mencapai Rp179,35 juta,โ imbuh Irwanm
Berdasarkan laporan tersebut, polisi akhirnya meringkus tersangka dengan barang bukti satu unit Toyota Avanza Nomor Polisi (Nopol) H 9167 SL warna putih yang dirental dan digunakan sebagai sarana kejahatan, juga bukti transfer rekening dari para korban ke tersangka. Saat gelar perkara, tersangka Yandi terlihat tenang.
Ia kerap melempar senyum ketika memberikan keterangan terkait aksi kejahatan yang dilakukannya. Berdasarkan data kepolisian, tersangka bekerja sebagai buruh harian lepas dan pendidikan terakhirnya lulus SMP. โIya, saya pengangguran. Mengaku kerja di (perusahaan) oli sama naik mobil, tetapi rental,โ akunya.
Yandi juga mengatakan, dirinya selalu menjanjikan akan menikahi setiap korbannya. โKenalan paling lama satu bulan. Setelah dapat uangnya, saya tinggal pergi,โ papar Yandin. Sebagai informasi, uang hasil kejahatan yang diperoleh dipakai untuk biaya hidup dan membayar uang rental mobil. Nah, berita tersebut, lantas dibagikan oleh sebuah akun gosip FB Mak Lambe Turah yang kemudian ramai dikomentar netizen dengan kata โbotolโ yang ternyata berarti โbodoh dan tolol. โJanda-janda botolโฆ.bodoh dan tolol. Sdh biasa brondong cuma mau duitnya!โ tanggap akun Tini Jayadi. โPengalaman ya bundddโฆ.kalo ketemu brondong ga modal duit cuman modal botolnya doangโฆhempaskan dari hidupmu daripada kena tipu2,โ timpal akun MLT. โUntung gw gak demen brondong Mak demennya sugar Daddy,โ imbuh akun Aline.(Sumber: Ikatan Jurnalis Kepolisian).
Editor : Loh