Oknum Anggota Dewan Kritik Keputusan Sendiri
Limboto, Jurnalseperna.id – KEPALA Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Darwin Romy Sjahrain, merasa lucu memberikan pernyaataan saat dihubungi wartawan menyangkut ktirik yang dilayangkan aknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gorontalo menyangkut program pelebaran jalan di Desa Tinelo, Kecamatan Telaga Biru, hanya karena ruas jalan tersebut, berada di depan rumah pribadi Bupati Gorontalo.
Sebelumnya dua Anggota Legislatif (Aleg) DPRD Kabupaten Gorontalo, masing-masing, Roman Nasaru dan Eman Mangopa, melalui salah satu media online menyatakan, pekerjaan tersebut adalah sesuatu hal yang tidak masuk akal, sekaligus mempertanyakan seberapa besar urgensi pelebaran jalan alternatif tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Romy Sjahrain malah mempertanyakan dimana keberadaan para anggota legislatif tersebut, saat pembahasan program pelebaran ruas jalan di DPRD Kabupaten Gorontalo pada tahun 2019 atau sekitar dua tahun lalu.
Ia bahkan menilai, bahwasanya komentar ke dua Aleg itu sangat lucu, karena kegiatannya telah dibahas pada tahun 2019.
โBahwasanya sangat lucu ini komentar Aleg DPRD. Mengapa? Karena ini seperti orang baru siuman dari tidur. Karena ini sudah dibahas tahun 2019 perencanaannya dan dipaketkan tahun 2020, dan baru nanti sekarang mereka kritisi, selama dua tahun itu, mereka dimana? Lagi pula itu tertera di APBD yang (telah) dibahas bersama DPRD,โ tukas Romy penuh keheranan, Rabu (11/08) saat dihubungi wartawan via telepon cellular (Ponsel).
Ia menegaskan, produk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) merupakan usulan eksekutif yang telah dibahas bersama dan disetujui legislatif, yakni DPRD.
โAPBD kan memang hasil pembahasan Pemda dengan DPRD,โ tandasnya.
Terhadap proyek pelebaran jalan yang tertunda dan masih dipermaslahkan, Romy menegaskan pekerjaannya semestinya terealisasi pada tahun 2020, namun demi urgensi penanganan Corona Virus Disease 19 (Covid-19), maka direfocusing anggarannya.
โTahun 2021 ada anggarannya, maka kita kerjakan nanti 2021, setelah ada anggaran. Jadi nanti sekarang mereka kritisi ini, (padahal) produk mereka juga,โ tegas dia.
Romy menambahkan, dipersoalkannya paket pelebaran jalan tersebut, berawal dari protes Fahmi Nasir Bemazak yang merupakan pemuda Telaga Biru. Karenanya ia menegaskan Pemerintah Kabupaten Gorontalo tak asal-asalan menyusun anggaran pembangunan.
Maka menyangkut pelebaran jalan itu, sebut dia, hal tersebut merupakan usulan dari hasil rumusan musyawarah pembangunan dari tingkat desa dan kecamatan.
Sedangkan melihat kondisi jalan yang dipermaslahkan tersebut, Romy menjelaskan penanganannya dilakukan untuk memberi rasa nyaman bagi setiap pengguna.
Jika dilihat, jalan alternatif yang banyak digunakan masyaarakat, namun kini dipersoalkan para Aleg itu pun memang tampak sempit, sehingga tidak memungkinakan untuk dua buah mobil jika berpapasan. Tak heran ada mobil yang harus masuk ke pinggir lapangan untuk menghindari terjadinya senggelon antarmobil akibat sempitnya jalan. Padahal juga lapangan olahraga merupakan salah satu infrastruktur yang juga harus dijaga keberadaannya.
โItu menjadi pertimbangan teknis. Secara teknis kita lebih mengetahui itu. Kemudian juga kalau mereka kaitkan dengan jalan yang belum tersentuh, justru tahun ini (bersamaan dengan paket pelabaran jalan itu), dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) sebesar Rp. 50 milyar khusus di Telaga Biru untuk infrastruktur, jalan dan jembatan termasuk jalan yang dikeluhkan saudara Fahmi diakomodir tahun ini melalui dana PEN tersebut,โ tandasya.
Karenanya protes terhadap pelebaran ruas jalan tersebut pun dinilai lucu dipersoalkan jika hanya dengan alasan kerena melintasi rumah pribadi Bupati, padahal jalan tersebut menjadi alternatif yang strategis karena terdapat fasilitas umum (Fasum) berupa sekolah dan rumah dinas Camat dilintasan jalan tersebut.
Pewarta : Sirajuddin Luma
Editor : Loh