Warga Mendadak Kaya Berkat Pembebasan Lahan
Takalar, Jurnalsepernas.idย – MIMPI dapat diraih untung tak dapat ditolak, itulah ungkapan yang tepat bagi sejumlah warga sebuah kampung di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, mendadak kaya raya usai menerimaย ganti untung lahan pembebasan proyek bendungan. Warga setempat beramai-ramai membeli mobil mewah hingga ratusan unit sepeda motor.
Desa Kalekomara, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan menjadi pembicaraan warga, usai sejumlah warganya memborong mobil mewah dan ratusan unit sepeda motor.
Warga setempat mendadak kaya raya atas ganti rugi pembebasan proyek Bendungan Pammukkulu yang saat ini dalam tahap pengerjaan.
Umumnya warga setempat menerima uang tunai ratusan juta rupiah hingga miliaran rupiah per kepala keluarga. Warga setempat sengaja membeli kendaraan lantaran tak tahu uangnya mau diapakan.
“Saya terima satu miliar lebih dan saat terima uang saya langsung beli mobil dan dua unit motor, karena bingung juga uang sebanyak ini mau diapakan,” kata Harlina (31), warga Dusun Pammukulu, kepadaย Jurnalsepernas.id,ย pada Rabu (19/05).
Saatย Jurnalsepernas.id berkunjung ke lokasi, setiap halaman rumah nampak terparkir kendaraan roda empat yang belum memiliki pelat kendaraan alias masih baru.
Selain itu, sejumlah sepeda motor yang baru dikeluarkan berlalu lalang dan terparkir di setiap sudut halaman rumah warga.
Warga mengaku, selain membeli kendaraan, juga membeli lahan hunian baru. Pasalnya, perkampungan mereka kelak akan tenggelam sebagai lokasi penampungan air bendungan. “Alhamdulillah saya terima Rp 800 juta lebih dan langsung beli mobil ini dan ada juga satu unit motor. Selain mobil, saya juga sudah beli lahan untuk tempat tinggal baru,” kata Jamaris (35) sambil memperlihatkan mobil baru yang ia beli empat hari lalu.
Proyek Bendungan Pammukulu terletak di Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan dengan luas lahan 640 hektar dan rencananya mengairi proyek pertanian di Kabupaten Takalar dan Kabupaten Gowa.
Pewarta: Abd Rauf Ampa
Editor : Loh