Sejumlah RS di Makassar Tolak Pasien
Makassar, Jurnalsepernas.id – SEORANG Ibu Rumah Tangga (IRT), Rahmi diduga mengalami gangguan depresi, sebelum berobat ke Rumah Sakit (RS). Pasien terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) Tamanlarea, Selasa (23/03), untuk mendapat rujukan, maka Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar, Sulawesi Selatan arahannya pada, Rabu (24/03), setelah diperiksa pasien tidak diopname hanya diberikan obat diminum selama seminggu.
Menurut keluarga, pasien setelah minum obat, kondisi kesehatannya memburuk, mereka kaget dan cemas, karena pasien drop tidak sadarkan diri, sehingga tidak makan dan minum satu hari satu malam.
Lanjut keluarga, menyadari kondisi pasien semakin gawat, pihaknya kembali mengkonfirmasi pihak RSUD Daya perihal yang dialami pasien setelah meminum obat. Oleh pihak Rumah Sakit (RS) Daya menyarankan dibawa ke Rumah Sakit jiwa Dadi Makassar.
Ditambahkan keluarga, keesokan harinya, Kamis (25/03) sekitar 16.00 Wita,pasien dibawa ke Rumah Sakit Dadi Makassar Jalan Lanto Daeng Pasewang. Lagi-lagi keluarga kecewa, karena bukan ditangani, tapi ditolak.
Lebih jauh kekuarga mengatakan, dengan penolakan itu, terpaksa pasien dibawa pulang, namun diperjalanan mereka singgah di Rumah Sakit Swasta Hermina Jalan Todoppuli Raya Makassar, namun sangat disayangkan ternyata di situ tidak ada izinnya untuk perawatan penyakit depresi.
Untung ada kebijakan dari dokter, pasien diberikan infus beberapa jam sebagai pertolongan kemanusiaan dari RS Hermina. Setelah itu pihak keluarga menyampaikan lagi ke RSUD Daya dan pihak Rumah Sakit menyarankan, agar pasien dibawa ke Rumah Sakit Umum Regional (RSUR) Wahidin Sudirohusodo Tamalanrea Jalan Perintis Kemerdekaan.
Sekitar pukul 20.00 Wita pasien diantar ke RSUR Wahidin Sudiro Husodo, namun rasa kecewa menyelimuti perasaan keluarga, karena bukan diterima, tetapi respon penolakan dari RS yang terbilang hebat itu.
Entah apa penyebab penolakan sejumlah Rumah Sakit tersebut? Tapi menurut perkiraan pihak keluarga, mungkin karena pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS).
Dengan perasaan galau dan kecewa, keluarga pasien terpaksa membawa pulang dengan segala kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Mungkin atas petunjuk Tuhan, kebetulan ada keluarganya seorang dokter dari daerah ada acaranya di Makassar memberikan petunjuk agar pasien di infus sendiri di rumah. “Alhamdulillah, atas upaya sendiri memberikan infus, pasien sudah sadar dan sudah bisa bergerak,” ujar suami pasien yang enggan menyebutkan namanya.
Menurut keluarga pasien, yang bersangkutan rajin membayar iuran BPJS), bukan BPJS gratis. Dan yang mengecewakan juga, pihaknya mencoba menghubungi orang dekatnya Plt Gubernur, Andi Sudirman Sulaeman, tapi tidak ada respon, padahal waktu masa kampanye, suami pasien mengumpulkan massa di rumahnya untuk menerima calon wakil gubernur waktu itu. “Mudah-mudahan sampai inpormasi ini sama Bapak Presiden Joko Widodo, sedangkan menggunakan BPJS di bayar tidak dilayani apalagi BPJS gratis,” gubrisnya.
Untuk mengetahui penyebab pasien ditolak dari beberapa Rumah Sakit tersebut, Jurnalsepernas.id mencoba konfirmasi pada pihak-pihak Rumah Sakit yang dimaksud, Rabu (31/03), namun awak media juga kecewa karena para Direktur sibuk, tidak bisa ditemui sebagaimana dijelaskan petugas, (Sibuk atau tidak mau menerima wartawan, red.)
Pewarta: Parakkassi
Editor : Loh