Dr.Petrus Sani Suan PHD Pejuang Veteran Yang Diabaikan?
Atambua, Jurnalsepernas.id – PETRUS seorang warga Kabupaten Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikenal masyarakat sekitarnya sebagai pejuang veteran. Dirinya dikenal pernah berjasa kepada bangsa dan Negara Indonesia, namun perjuangan yang pernah ia torehkan tidak dihargai sama sekali oleh pemerintah setelah negara merdeka, tentram dan aman hingga berita ini diturunkan.
Hal ini diketahui, setelah Petrus ditemui awak Jurnalsepernas di kediamannya, Rabu (03/03) menceritakan, hingga saat ini dirinya belum mendapat tunjangan veteran, meski sudah pontang-panting mengurusnya untuk mendapatkan haknya.
Petrus mengaku, di masa pergolakan atau pemberontakan, ia pernah bertugas di tiga daerah konflik yaitu; di Maluku, melawan pemberontak Republik Maluku Selatan (RMS), Papua menghadapi perlawanan Tiga Komando Rakyat (TRIKORA), dan perlawanan Timor Timur (Lospalos).
Lanjut ia mengatakan, untuk membuktikan dirinya sebagai pejuang veteran, semua dokumen veteran sudah di berikan kepada panitia verifikasi, tetapi belum menemui hasil apapun, sehingga dirinya merasa terabaikan bahkan terlupakan.
Bahkan menurutnya, ia merasa kecewa, karena orang lainnya yang mengurus bisa terealisasi memperoleh tunjangan sesuai yang diharapkan. “Sementara saya, usia hampir menemui ajal, tapi belum juga mendapatkan apa-apa,” keluhnya sembari matanya menerawang masa lalu.
Ketika menunjukkan sederet penghargaan yang pernah ditorehnya, sekilas ia mengenang waktu bertugas, dari tahun 1979 hingga pensiun, namun tidak ada secerca harapan didapatkan. “Saya belum mendapat apa-apa, seharusnya pejuang dengan tiga lokasi yang berbeda mendapat penghargaan Bintang Anumerta, tapi saya tidak dapat apa-apa hingga detik ini,” sesalnya memilukan.
Ia mengeluhkan soal pengurusan sebagai anggota veteran yang sudah sangat lama dan berbelit-belit, meskipun saat ini sudah era demokrasi yang menganut azas keterbukaan dan transparansi, (Biarlah negara melukan Anda, tapi sejarah tak pernah berbohong, Anda sudah dicatat, red.)
Pewarta : Yoseph Meol
Editor : Loh