Wartawan Bawa Brasil Juara Piala Dunia

Rio de Jainero, Jurnalsepernas.id – Brasil merupakan tim tersukses di pergelaran Piala Dunia, mereka berhasil meraih lima gelar juara, terbanyak diantara semua negara di dunia.
Brasil berhasil meraih gelar itu pada tahun 1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002, tetapi ada hal menarik saat tim Selecao julukan kesebelasan Brazil meraih gelar ketiga.
Adalah Joao Saldanha, sosok seorang wartawan yang berperan besar untuk Brasil ketika mereka berhasil menjadi juara di Piala Dunia 1970.
Dia merupakan seorang wartawan yang selalu mengkritik para pemain sepak bola, pemilik klub dan pelatih Tim Nasional (Timnas) Brasil.
Selain terkenal karena kritikannya yang pedas, Saldanha juga merupakan seorang anggota Partai Komunis yang sering mengkritik para politisi.
Berkat selalu vokal terhadap dunia sepak bola, pada tahun 1957 Saldanha mendapat tawaran untuk melatih klub Botafogo.
Meski tidak memiliki pengalaman sebagai pemain dan dunia kepelatihan, Saldanha tanpa pikir panjang langsung menerima tawaran tersebut.
Kepercayaan Botafogo dibayar dengan gelar kejuaraan negara bagian Rio de Jainero, taktik yang dia terapkan adalah permainan cepat dan efisien.
Keberhasilannya tidak terlepas dari para pemain hebat seperti Didi, Nelson, dan Garinca yang membuat namanya dikenang dalam sejarah tim sepak bola Brazil.
Saldanha memutuskan untuk berhenti melatih Betafogo yang telah memberikan pengalaman selama dua tahun.
Setelah tidak melatih lagi, dia melanjutkan karirnya sebagai jurnalis, seiring berjalannya waktu, melihat karir Saldanha yang kiat mentereng.
Membuat pengurus federasi yang sering menjadi sasaran kritikan pedas Saldanha, memberinya tantangan untuk melatih Timnas Brasil.
Pada tahun 1969, Saldanha menerima tantangan tersebut, bukan tanpa alasan Saldanha ditunjuk oleh Joao Hevelange selaku presiden federasi.
Hal ini dilakukan agar ia mengurangi kritikan pedas terhadap federasi sepak bola Brasil dan Timnas.
Ajaibnya, Saldanha berhasil meraih enam kemenangan dalam enam pertandingan awal kualifikasi Piala Dunia 1970.
Tak disangka, Brasil di bawah asuhannya menjadi tim paling produktif dan berhasil mencetak 23 gol serta hanya kebobolan dua gol.
Kesuksesan itu berhasil membawa Timnas Brazil lolos ke Piala Dunia1970. Tetapi konflik mulai timbul saat Saldanha memutuskan tidak akan membawa Pele dan Tostao.
Pele dianggap memiliki masalah dalam penglihatannya dan tidak akan mampu bermain di malam hari.
Keputusannya itu menimbulkan amarah dari para penggemar, bukan hanya itu saja, dia juga menolak membawa dua pemain yang direkomendasikan oleh Presiden mereka yaitu Emilio Garrastazu yang meminta Saldanha untuk membawa Dario dan Dada.
Akibat sikapnya itu, induk sepakbola Brazil Confederacao Brasileira de Futebol (CBF) akhirnya memutuskan untuk memecat Saldanha tepat tiga bulan sebelum Piala Dunia 1970 digelar.
Brasil langsung menunjuk Mario Zagallo, pelatih muda yang merupakan anggota tim pemenang Piala Dunia 1958.
Setelah pemecatan itu, Saldanha kembali bekerja sebagai wartawan di media O Globo dan mulai kembali ke kebiasaannya sebagai pengeritik yang pedas.
Ternyata pendapatnya itu salah, Pele mampu tampil apik di Piala Dunia1970 dan berhasil membawa Brasil juara dunia.
Terlepas dari kontroversi Saldanha, skuad Brasil yang menjadi juara di Piala Dunia 1970, merupakan andil bentukannya.
Dia berperan besar untuk kesuksesan Brasil meraih gelar ketiganya itu,Saldanha wafat 20 tahun kemudian, atau tepatnya pada tanggal 12 Juli 1990 di kota Roma, Italia. (Sumber: Planet Football).
Pewarta/Editor: Loh