๐๐๐๐๐- ๐๐๐
Wanita Bela Rizieq Tabrak Mapolres
Jakarta, Jurnalsepernas.id –
ANGGOTA DPR-RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Luqman Hakim heran dengan aksi Fitri Arni Matondang yang menabrak Mapolres Pematang Siantar, Sumatera Utara menggunakan motor, Rabu (23/03).
Gadis berjilbab hitam itu mengaku ingin masuk surga dan menganggap mantan Presidium organisasi Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shibab sebagai Nabi, (Gila sampeyan, red.).
“Rizieq Shihab dianggap nabi? Sungguh kesesatan yang nyata,” kata Luqman Hakim dari Twitter @LuqmanBeeNKRI yang dikutip populis.id pada Rabu (23/03).
Kronologis kejadian bermula saat Fitri sebelumnya berangkat dari rumahnya dengan mengendarai motor Honda Scoopy dengan Nomor Polisi BK 5756 TAK.
Kata Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Utara (Sumut), Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak, pelaku menuju Pondok Pesantren (Pompes) Mahabbaturrasul SAW Jalan Sidomulyo, dengan tujuan mengundang Ustaz Syahban Siregar selaku Pimpinan Ponpes Mahabbaturrasul SAW untuk rencana pernikahan pelaku.
Dalam perjalanan menuju pesantren, tepatnya di Jalan Sutomo, pelaku melihat polisi yang sedang melaksanakan pengaturan lalu lintas pagi dan tiba-tiba dia merasa benci, serta berniat melakukan penyerangan.
Pelaku pun mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi menuju Markas Komando Kepolisian Resor (Mako Polres) Pematangsiantar dan menerobos gerbang sampai pintu kaca Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Pematangsiantar pecah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku mengaku karena sakit hati terhadap polisi yang melakukan penembakan terhadap Laskar FPI di Km 50.
Pelaku tidak menerima terhadap polri yang sudah menangkap Habib Rizieq Shihab.
Fitri pun melakukan aksi dalam keadaan sadar dengan tujuan masuk surga demi membela Habib Rizieq Shihab yang dianggapnya nabi.
โPelaku pengerusakan melakukan aksi pengerusakan dalam keadaan sadar dengan tujuan masuk surga demi membela Habib Rizieq Shihab yang dianggap Nabi,โ demikian dikutip dari kronologi kejadian. (Sumber: Ikatan Jurnalis Kepolisian).
Pewarta/Editor: Loh