Sejumlah Negara Pernah Dijajah Belanda
(Bendera Kerajaan Belanda, Foto; Dok Istimewa)
Jakarta, Jurnalsepernas.id – NEGARA Indonesia bertahun-tahun pernah dijajah Kerajaan Belanda, namun, tahukah Anda bahwa Indonesia bukanlah satu-satunya negara bekas jajahan Belanda?
Dikutip dari World Atlas, Kekaisaran Kolonial Belanda bermula pada 1588 ketika negara ini bersatu dan mendeklarasikan kemerdekaannya dari Spanyol. Usai memproklamasikan kemerdekaannya, dibentuklah Republik Tujuh Belanda Bersatu (Republic of the Seven United Netherlands).
Sejak saat itu orang-orang Dutch melakukan penjajahan di berbagai belahan Bumi. Pada masa kejayaannya, kekuasaan kolonial Belanda mencakup negara-negara seperti Indonesia, Suriname, Afrika Selatan, hingga sejumlah negara di Amerika.
Berbasis kekuasaan super luas ini, Belanda banyak mendapatkan keuntungan dari perdagangan rempah-rempahnya. Di samping itu Belanda juga meninggalkan banyak warisan kolonial di bekas wilayah-wilayah jajahannya.
Lalu, negara mana saja yang pernah dijajah Belanda? Yuk, baca penjelasan lengkapnya yang telah dirangkum Jurnalsepernas.id, berikut uraiannya.
Selain Indonesia, di bawah ini beberapa negara yang pernah dijajah Belanda.
1. Sebagian Wilayah Amerika Utara
Kembali dikutip dari sumber yang sama, Belanda memulai penjajahan sejumlah wilayah di Amerika Utara pada 1609. Kolonisasi dimulai dengan mendirikan New Amsterdam yang kini dikenal dengan nama Manhattan, New York pada 1625.
Selain Manhattan, Belanda juga melebarkan sayap kekuasaannya ke wilayah Delaware, Pennsylvania, dan sejumlah daerah lainnya di sepanjang East Coast (Pantai Timur). Dulunya, pemukiman-pemukiman ini memberikan keuntungan berlimpah untuk Belanda sebelum akhirnya diserahkan ke Inggris.
2. Suriname
Dirujuk dari laman resmi Office of the Historian dari Department of State United States of America, Suriname adalah bekas koloni Belanda yang berlokasi di Pantai Utara Amerika Selatan. Mulai dikuasai pada 1667, Suriname baru mendapat otonomi yang lebih luas pada 1951.
Pada perkembangan selanjutnya, Suriname memperoleh kemerdekaannya pada 1975 dari Belanda. Adapun upacara proklamasi kemerdekaannya terjadi tepat pada 25 November 1975 di ibu Kota Suriname, Paramaribo.
3. Guyana
Berdasar informasi dari situs resmi Universiteit Leiden, Belanda juga tercatat pernah menjajah Guyana pada abad ke-17. Bila di Indonesia dikenal nama Perusahaan Hindia Timur Belanda alias Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC), di Guyana, berdiri West India Company (WIC).
Perusahaan ini membawa orang-orang Afrika untuk tinggal di wilayah Essequibo, Demerara, dan Berbice. Di bawah perbudakan Belanda, mereka dipaksa memproduksi kopi, gula, dan kapas untuk kepentingan pasar.
Kekuasaan Belanda di Guyana berakhir pada awal abad ke-19 ketika Inggris menganeksasi wilayah-wilayah tersebut. Guyana sendiri baru berhasil meraih kemerdekaan dari United Kingdom ada 26 Mei 1966.
4. India
Beralih ke Asia, Belanda juga pernah membangun koloni di India. Dilansir laman Unacademy, orang-orang Belanda yang tergabung dalam Perusahaan Hindia Timur (VOC) datang ke India pada awal abad ke-17 dengan maksud berdagang rempah-rempah.
Pertama-tama, bangsa Belanda mendarat di Masulipatam, Andhra Pradesh pada 1605. Dalam perkembangan selanjutnya, Belanda semakin menguasai pos-pos perdagangan di India usai mengalahkan Portugis dan Prancis.
Pengaruh Belanda di India mulai pudar pada pertengahan abad ke-18 akibat buruknya kondisi internal VOC. Pos-pos perdagangan yang mulai diambil Inggris pada 1795, disusul kekalahan dalam Perang Inggris-Belanda keempat, menyebabkan VOC menemui kebangkrutan pada 1799.
Hancurnya VOC kemudian diikuti dengan digelarnya perjanjian Inggris-Belanda pada 1825. Sejak perjanjian itu sah, seluruh kepemilikan Belanda di India dipegang oleh Inggris.
Meski pengaruh Belanda di India tidak sebesar negara-negara lain seperti Indonesia, kehadirannya meninggalkan sejumlah jejak budaya dan sejarah. Mulai dari benteng-benteng sampai gereja-gereja.
5. Taiwan
Masih dalam lingkup Asia, Taiwan pernah memiliki koloni Belanda di wilayahnya selama rentang 1624 hingga 1662. Dikutip dari University of Nottingham, pada 1624, VOC mendirikan pusat dagang bernama Zeelandia di Tainan dan mengusir penduduk setempat.
Tujuan pembangunan Fort Zeelandia adalah untuk mengontrol perdagangan di wilayah Asia Timur. Selama berkuasa, Belanda mengembangkan ekonomi pertanian sekaligus melakukan perdagangan. Di samping itu, penduduk lokal juga ditekan dan dikontrol dengan keras.
Kekuasaan Belanda akan Taiwan hancur pada 1661 karena seorang Jenderal Tiongkok, Koxinga berhasil mengusir orang-orang Belanda dari Fort Zeelandia dan dengannya, mendirikan kekuasaan miliknya sendiri di Taiwan.
6. Malaysia
Negara tetangga Indonesia, Malaysia, juga pernah berada di bawah kuasa Belanda selama beberapa saat. Dilihat dari Colonial Voyage, pada 14 Januari 1641, Belanda merebut Benteng Malaka dari Portugis dengan bantuan Sultan Johor.
Mulanya, bangsa Melayu memang meminta bantuan Belanda dengan tujuan merebut tahta Malaka yang dikuasai Portugis. Namun, selepas tujuan tersebut tercapai, Belanda justru mendirikan pemerintahan.
Alasannya sama dengan negara-negara Asia lain, yakni urusan perdagangan. Terlebih, Malaka atau Malaysia terletak di jalur utama perdagangan ke wilayah Timur. Kekuasaan Belanda di tempat tersebut runtuh pada 1824 ketika Perjanjian London ditandatangani.
7. Brazil
Biarpun tidak selama negara-negara lain, Belanda melalui West India Company tercatat menguasai bagian utara Brazil pada 1624 sampai 1654. Dirangkum dari laman Oxford Research Encyclopedias, minat terhadap Brazil bermula dari adanya komoditas berupa gula, tembakau, dan kayu untuk pewarna.
8. Angola, Tanzania, Senegal, dan Pantai Gading
Kembali diringkas dari World Atlas, Belanda pertama kali menjajah Afrika pada abad ke-17. Sejumlah koloni yang pernah didirikan di antaranya terletak di Angola, Pantai Gading, Dutch West Africa (Senegal), dan Dutch East Africa (Tanzania).
Pemerintahan Belanda di Afrika berakhir pada abad ke-18 ketika koloni-koloninya jatuh ke tangan negara-negara Eropa lainnya. Namun, hingga kini, jejak-jejak kolonialisme Belanda di Afrika masih bisa ditemukan. (Sumber: World Atlas).
Pewarta/Editor: Loh