Jalanan Menuju Gereja Memprihatinkan
Soe, Jurnalsepernas.id – JALAN merupakan urat nadi bagi perekonomian masyarakat, supaya
aktivitas masyarakat menuju akses suatu tujuan mudah dan lancar. Hal itu merupakan tanggung jawab pemerintah, baik desa, daerah maupun pusat.
Apabila akses jalan tidak memadai, maka masyarakat akan mengeluh dan memprotes, sebab mereka aktif membayar pajak.
.
Hal itu pula yang dikeluhkan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jehofa Jireh Pusu Leonboko, Desa Pusu, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan jalan menuju gereja tanahnya masih perawan alias belum diaspal ataupun di betonisasi, sehingga bila musim hujan kondisi jalan berlumpur dan di musim panas berdebu.
Hasilpantauan awak media Jurnalsepernas.id, Rabu (26/01) ketika hendak menuju rumah ibadah GBI Jehofa Jireh Pusu Leonboko, jalannya penuh lumpur dan licin yang memang belum pernah sama sekali dikerjakan yang panjangnya kurang lebih 700 meter.
Untuk itu, pengelola dan jemaat gereja berharap mengaspal jalan yang satu-satunya digunakan jemaat menuju rumah peribadatan untuk sembahyang dan berdoa.
Sangat susah payah pasangan suami Isteri (Pasutri) Abraham Talan dan isterinya Petronela Manao mengeluarkan biaya dari kocek pribadi mendirikan rumah peribadatan itu berjuang mengumpulkan sedikit demi sedikit isi pundi-pundi mereka merealisasikan obsesi yang sudah lama diimpikan demi menampung umat seiman dengan mereka untuk beribadah.
Pewarta: Yoseph Meol
Editor : Loh