Indra Soroti Adanya Penderita Gizi Buruk di Gorut?
Gorontalo, Jurnalsepernas.id – INDRA Rohandi Parinding, S. Farm, aktivis kesehatan menyayangkan dan menyoroti adanya salah seorang anak Dibawah Lima Tahun (Balita) inisial RA berusia dua bulan berdomisili di Desa Putiana, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Girontalo diduga mengalami gizi buruk.
Hal ini sangat memprihatinkan Indra dan beberapa kalangan di Kabupaten Gorontali Utara (Gorut) yang menimbulkan pertanyaan besar terkait peran dari penuntasan program gizi buruk yang berada di Dinas Kesehatan (Dinkes) Gorut?
Menyikapi hal itu, Aktivis Kesehatan, Indra menilai jika isu mengenai salah satu balita yang mengalami gizi buruk ada, maka ini diduga program penuntasan Gizi Buruk di Gorut tidak tuntas bahkan perlu menjadi action lebih, bagaimana peran ahli gizi prihal dugaan masih adanya balita yang mengalami gizi buruk yang disinyalir kuat berada di Desa Putiana, Kecamatan Anggrek Gorontalo Utara.
“Penangan Gizi buruk ini sendiri setidaknya harus diulas mulai perilaku orang tuanya, ketersediaan pangan, pemanfaatan Posyandu, peran desa dan dana desa untuk Posyandu, lalu perawatannya di Pusat Pemulihan Gizi Buruk (TFC),” ujar Indra.
Meburut informasi yang diterima terkait balita tersebut, diduga kuat tidak dirawat di TFC, melainkan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), bahkan di TFC sendiri yang dianggarkan cuma operasional TFCnya saja, sedangkan untuk perawatan penyakit penyerta tidak dianggarkan.
Tentu sangat miris dengan masih adanya informasi dugaan gizi buruk, hal ini bisa dinilai sebuah kelalaian atau ketidak sanggupan Pemerintah Daerah (Pemda) dalam penuntasan Gizi buruk.
Alumnus Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini yang juga sementara menyelesaikan S1 Hukum saat ini, menduga kuat sistem keterbukaan informasi, bahkan progrm penganan gizi buruk asal-asalan alias masih amburadul.
Hal ini kata Indra menjadi pertanyaan prihal pengelolaan program gizi buruk. Apakah mampu atau tidak, karena lagi dan lagi masih saja ada balita yang menderita gizi buruk?
Indra sangat menyayangkan masih adanya penderita gizi buruk, sehingga menjadi pertanyaan. Berapa jumlah kasus gizi buruk dan stunting di Gorut? Karena kedua-duanya merupakan masalah kekurangan gizi kronis.
“Yang menjadi pertanyaan kembali, bagaimana penanganannya oleh kader Posyandu di desa. Apa melakukan pelacakan, swiping ke balita yang tidak hadir di Posyandu, terus bagaimana PMTnya bersumber dari pangan lokal, bukan hanya melulu susu dan tidak ada bahan lainnya,” tanya Indra.
Indra berharap, agar ini diseriusi sampai setuntas-tuntasnya, karena ini bisa dinilai suatu kelalaian dan bahkan diduga kuat programnya nanti Asal Bapak Senang saja (ABS).
“Ini menjadi tugas besar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), bagaimana indeks angka Gizi Buruk benar-benar tuntas tanpa asal-asal saja,” tandasnya. (Sumber: Indra Rohandi Parinding, S. Farm)
Pewarta: Dirman
Editor : Loh