๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Anggota DPR-RI Reses di Wajo
Sengkang, Jurnalsepernas.id – WAKIL Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras melakukan kegiatan dengar pendapat (Reses) dengan masyarakat
di Ujung Pero, Kecamatan Sabbangparu, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (30/03) yang dihadiri sekitar 100 orang memadati lokasi kegiatan untuk bertemu langsung dengan Legislator Senayan tersebut.
Dalam kesempatan itu, turut hadir Andi Malleleang, Sulfiah, Mustafa, dan Herman Arif, Anggota DPRD Kabupaten Wajo dari Fraksi Partai Gerindra, serta Camat, Lurah, dan Kepala Desa (Kades) se-Kecamatan
Sabbangparu.
Kegiatan tersebut, terbingkai dalam suasana kekeluargaan sebagai sebuah momentum silaturahim, sekaligus
penyampaian aspirasi masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Andi Iwan Darmawan Aras menyampaikan fungsi dan kewenangan DPR juga mitranya di Komisi V DPR RI.
“Kami sebagai bagian dari pimpinan Komisi V DPR RI yang erat kaitannya dengan infrastruktur juga bersilaturahim
dengan masyarakat Sabbangparu. Barangkali masih ada hal yang luput dapi pengamatan dan pengawasan kami sebagai
seorang legislator. Kami berharap momentum silaturahim dan kegiatan dengar pendapat masyarakat ini membuahkan
hasil musyawarah untuk kemudian dapat dikawal demi kepentingan kita semua,” ujarAndi Iwan.
Menanggapi ungkapan tersebut, Salman selaku tokoh pemuda di Sabbangparu menyampaikan kebutuhan infrastruktur masyarakat yang dianggap sangat urgen.
“Sebagai warga yang berdomisili di Ujung Pero, 623 tahun usia Kabupaten Wajo, saya tidak pernah menyaksikan kejadian
memilukan seperti saat ini. Kami petani, tapi saat ini sudah beli beras sebagai akibat lahan pertanian selalu
tergenang air. Kejadian ini diduga berhubungan erat dengan pengaturan volume air di bendungan gerak Sengkang yang tidak tepat. Kami hanya ingin agar fasilitas bendungan bisa berdampak positif bagi lahan pertanian. Kami
ingin bercocok tanam tanpa khawatir gagal panen akibat genangan air,” curhat Salman kepada Andi Iwan Darmawan Aras.
Sementara itu, warga Ujung Pero menyampaikan keluhannya tentang tanggul rusak yang harus segera diperbaiki. “Tanggul di sana (sambil menunjuk tanggul yang tidak jauh dari lokasi kegiatan) sudah rusak parah. Ketika musim hujan,
air dari Sungai Walennae langsung meluap menggenangi permukiman warga. Sudah ada beberapa rumah yang dipindahkan.
Bahkan PAUD dan Kantor Desa Ujung Pero sudah sangat dekat dari areal tanggul yang runtuh. Kalau tidak segera diperbaiki,
dikhawatirkan akan memberikan dampak yang lebih buruk lagi. Tentu akan menelan anggaran yang jauh lebih besar lagi,” kritiknya.
Warga lain menyampaikan usulan program Pengembangan Insfrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) dalam bentuk jalan
tani sebagai penghubung desa. “Kami juga meminta agar program PISEW terlaksana di desa dalam bentuk jalan tani. Bila ini terwujud, akan memudahkan pengangkutan hasil pertanian masyarakat,” usul warga.
Senada dengan itu, Andi Malleleang, Anggota DPRD Kabupaten Wajo menambahkan, bila jalan tani itu terbangun, maka potensi kenaikan harga penjualan hasil bumi akan meningkat hingga dua ribu rupiah
per kilo gramnya. “Artinya, akan meningkatkan pendapatan masyarakat juga,” ujarnya.
Menutup kegiatan dengar pendapat masyarakat, Sultan Tajang, Ketua Roemah Djoeang AIA Sulawesi Selatan juga TA DPR RI
membenarkan hal itu. Namun dikatakannya, tidak semua hal bisa diperjuangkan agar dapat anggaran dari pusat. Untuk itu, ke depan diharapkan
akan muncul pejuang yang kinerjanya seperti Pung Iwan (Sapaan Andi Iwan Darmawan Aras, red.) yang juga bisa berjuang di tingkat provinsi. “Karena terkadang permasalahan masyarakat kita justru harus selesai di provinsi. Dan saat ini belum
ada pejuang kita di provinsi,” papar Sultan Tajang.
Pewarta: Andi Baso Wajo
Editorย ย ย ย : Loh