Cuaca Ekstrem, Sejumlah Daerah di Sulsel Terdampak Banjir
Makassar, Jurnalsepernas.id – Cuaca ekstrem yang terjadi dalam empat hari terakhir membuat sejumlah daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) dilanda banjir. Bencana ini menyebabkan warga mengungsi dan fasilitas umum mengalami kerusakan.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Andi Wahid mengatakan, pihaknya menerima laporan dari enam daerah yang dilanda banjir. Kelima daerah itu yakni: Kabupaten Pangkep, Takalar, Maros, Kepulauan Selayar, Wajo, dan Kota Makassar sendiri.
“Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang terjadi sejak beberapa hari terakhir, menyebabkan banjir di sejumlah daerah. Ketinggian air bervariasi mulai 80 cm sampai 1 meter,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Selasa (22/02).
Wahid menjelaskan, ketinggian air di lima wilayah kecamatan di Kabupaten Pangkep mencapai paha orang dewasa. Banjir bahkan membuat jalur Trans Sulawesi sulit dilalui kendaraan.
“Untuk Pangkep, wilayah terdampak banjir ada lima kecamatan. Bendungan Tabo-tabo, Bungoro juga dalam status waspada,” bebernya.
Berdasarkan pendataan dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangkep, 32 warga mengungsi ke tempat lebih aman. Sementara untuk korban jiwa nihil.
“Di Kelurahan Paddoang-Doangan ada delapan orang dari dua Kepala Keluarga (KK), di Bontomatene, Segeri ada 21 orang dan enam KK. Terus di Kelurahan Bawa Salo, Segeri ada tiga orang dan satu KK yang mengungsi,” sebutnya.
Sementara di Kabupaten Takalar, banjir menyebabkan empat kecamatan terendam. Selain itu, jalur selatan Trans Sulawesi terganggu akibat ketinggian air di Poros Makassar-Takalar-Jeneponto sekitar 80 Cm.
“Ketinggian air sampai saat ini sudah turun jadi 80 cm,” paparnya.
Bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Wajo. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan Sungai Walanae tidak bisa menampung air.
“Kondisi diperparah karena tanggul sepanjang 100 meter di Sabbangparu jebol. Akibatnya air merendam rumah warga hingga ketinggian 1 meter,” jelas Wahid.
Ia mengatakan, setidaknya 136 orang dan 75 KK terdampak banjir. Selain itu, 50 unit rumah, dua sekolah, dan satu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Desa Ujungpero digenangi air.
“Seratus hektare sawah dan lima hektare kebun milik warga juga tergenang,” sebutnya.
Sementara di Kabupaten Kepulauan Selayar, hujan intensitas tinggi menyebabkan Bendungan di Dusun Dodak meluap dan merendam dua kecamatan, yakni Pasimasunggu dan Pasimasunggu Timur. Ia mengaku saat ini petugas BPBD Selayar masih melakukan pendataan untuk warga yang mengungsi.
“Hujan sejak pagi menyebabkan air sungai perantara Desa Bonto Bulaeng dengan Desa Bonti Jati meluap,” tegasnya.
Terpisah, Kepala BPBD Maros, Andi Fadly mengungkapkan, curah hujan tinggi menyebabkan delapan kecamatan terendam banjir. Delapan kecamatan terendam banjir meliputi Turikale, Lau, Bontoa, Maros Baru, Marusu, Moncongloe, Simbang, dan Bantimurung.
“Untuk ketinggian air bervariasi mulai dari lutut hingga pinggang orang dewasa. Meski air cukup tinggi, warga memilih bertahan di rumahnya,” sebutnya.
Selain banjir, kata Fadly, belasan rumah di Kecamatan Bontoa mengalami kerusakan usai diterpa angin kencang. Jembatan semi permanen di Kecamatan Tompobulu juga terputus.
Sebelumnya, Badan Metereologi Klimatologi dan Geologi (BMKG) Makassar mengungkapkan,
cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa hari terakhir akibat Madden Julian Oscillation (OMJ) yang melintas di Sulsel. OMJ merupakan aktifnya uap udara yang berdampak pada anomali curah hujan. (Sumber: PBBD Sulsel).
Pewarta/Editor: Loh