Pasar tradisional Kapan Riwayatmu Dulu !
Soe, Jurnalsepernas.id – PASAR tradisional sekitaran tahun 80-an merupakan sebuah sarana transaksi jual beli antar pedagang dan pembeli yang dilakukan masyarakat setempat, yang di kelola secara sederhana dan berada di wilayah pedesaan.
Di tempat ini pedagang menjajakan dagangannya di bawah tenda-tenda yang lusuh, di mana pedagangnya duduk nongkrong menjaga jualannya berupa komoditas hasih pertanian dan perkebunan warga, ada juga berupa (sembako) yang dibawakan oleh pedagang dari luar desa, yang di perlukan dalam kebutuhan pangan sehari-hari, yang fasilitas dan persediaan barang dan jasa memadai kala itu.
Seiring perkembangan zaman, pasar modern dan mall-mall, super market, dan Toserba yang menyediakan fasilitasnya terlengkap dan nyaman yang ada mana-mana, menyebabkan Pasar Tradisonal yang kumuh dan bau, akhirnya ditinggal pengunjung dan hanya orang-kampung saja mau berbelanja di Pasar Tradisional yang salah satunya Kapan yang terletak di Desa Obesi, Kecamatan Mollo Utara (Molut), Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hasil pantauan awak jurnalsepernas.id, pada Kamis (10/02) nampak keadaan Pasar Tradisional Kapan sepi pengunjung tak seperti dulu-dulu, kini tinggal menyisakan kenangan yang indah dan meninggalkan riwayatnya, bahwa dahulu ramai masyarakat bertransaksi.
Menurut keterangan salah seorang pelaku pasar tradisional yang namanya enggan disebutkan dan hanya di inisialkan JK, Pasar Tradisional Kapan terlihat lenggan (sepi), karena pengaruh pasar modern dan juga pengaruh pandemi Corona Virus Disease19 (Colid-19) yang belum berlalu, sehingga berdampak pada omzet pemasukan pedagang yang tergantung pada jumlah pembeli, sementara kebutuhan masyarakat makin bertambah.
Dengan kondisi demikian, sedah sepantasnyalah pihak- pihak yang berkompoten dalam hal ini pemerintah setempat selaku pemangku kebijakan memikirkan jalan keluarnya demi perkembangan Pasar Tradisional termasuk Kapan yang menjadi alternatif pergulatan perekonomian masyarakat setempat dan sekitarnya.
Sementara bagi pelaku pasar yang lain, yang juga enggan menyebutkan jati dirinya mengatakan, dengan adanya pasar tradisional Kapan justru sangat bermanfaat untuk mendekatkan dan mempermudah akses ketersediaan barang kebutuhan bagi masyarakat setempat.
Pewarta : Yohanes Taemisa
Editor : Loh