Kapolri: Jajaran Terjun Lapangan Dengar Aspirasi Masyarakat
Bandar Lampung, Jurnalsepernas.id – KEPALA Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan pengarahan ketika berada di Kepolisian Daerah (Polda) Lampung serta jajaran terkait seputar Situasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Sitkamtibmas), penanganan Corona Virus Disease 19 (Covid-19) hingga soal transformasi Polri yang Prediktif, Responsibilitas,Transparansi, dan Berkeadilan (Presisi).
Dalam kesempatan itu, Sigit menekankan, seluruh personel kepolisian harus mau turun ke lapangan, guna menyerap aspirasi dan harapan serta kemauan dari masyarakat, dengan mendengar langsung keinginan dari warga, hal itu bisa dijadikan bahan evaluasi atau acuan untuk mewujudkan Korps Bhayangkara yang semakin dipercaya serta dicintai oleh warga.
โDatang ke masyarakat dengarkan apa yang mereka inginkan, bila perlu kumpul masyarakat tingkat Polsek, Polres, Polda, sehingga tahu apa yang harus ditingkatkan, akan muncul trust dari masyarakat,โ kata Sigit dalam pengarahannya di Polda Lampung, Selasa (11/1).
Dalam hal ini, instruksi dan arahan yang diberikan bukan hanya harus dijalankan oleh Polda Lampung, melainkan, seluruh Polda dan personel kepolisian dimanapun harus melakukan hal tersebut.
Demi semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat, mantan Kapolda Banten itu menegaskan untuk pelayanan publik harus terus ditingkatkan menjadi jauh lebih baik, Sigit tak ingin mendengar adanya pelayanan yang tidak sesuai harapan masyarakat.
Sigit menyebut, dalam semangat Polri yang Presisi, pelayanan terhadap masyarakat tidak boleh adanya perbedaan, dilakukan dengan cepat, ramah dan humanis, dengan begitu, kata Sigit, kepolisian akan mendapatkan doa dan apresiasi dari warga yang mana itu akan berdampak pada organisasi Polri secara keseluruhan.
โLayani dengan cepat pengaduan, sehingga masyarakat mengetahui kita melakukan respons apa yang mereka keluhkan, cek apakah itu berjalan atau belum, karena ini tidak mudah, mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan,โ ujar mantan Kabareskrim Polri itu.
Semua upaya tersebut, menurut Sigit, harus dikomandoi dengan sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan pengawasan sistem yang ketat untuk menghindari adanya penyimpangan oknum kepolisian yang tidak menjalankan tugas sesuai dengan aturan.
โIni butuh suatu kepemimpinan, pengawasan sistem yang ketat, kita tak ingin anggota kita selama ini telah bekerja keras kemudian ada masalah hanya gara-gara kita tak memberikan bimbingan, sehingga salah jalan terpengaruh lingkungan salah terus menjadi korban, apalagi pelanggaran itu dilakukan bersama dan terorganisir,โ ucap Sigit.
Masih terkait dengan strategi untuk wujudkan Polri yang diharapkan dekat dan dicintai masyarakat, menurut Sigit, semangat menuju Polri yang Presisi dapat dilakukan dengan menciptakan budaya untuk memulai berbuat baik dari hal-hal yang kecil setiap harinya, baik di level terbawah hingga paling atas.
โProfesionalisme apabila tak didukung etik yang benar akan terjadi pelanggaran dan penyalahgunaan wewenang, ini dampaknya berbahaya bagi Polri, lakukan perbaikan, apabila tak mampu bersihkan dan evaluasi, karena banyak anggota kita yang siap kerja dan tak rela kalau institusi kita dirusak oknum yang tak bisa memahami harapan organisasi dan masyarakat,โ tutur Sigit.
Sigit mengatakan, di era sekarang ini mau tidak mau, Polri harus melakukan pembenahan dan perubahan untuk menjadi lebih baik lagi, untuk saat ini, Sigit menyampaikan, budaya yang kurang baik selama ini harus dihapuskan dengan mengganti kebiasaan yang jauh lebih positif.
โKita berbenah kenapa anggota melakukan pelanggaran apakah terkait faktor individu yaitu pemahaman terhadap spiritualnya lemah, pengaruh negatif komunitas, tak mampu menyesuaikan kondisi yang ada dan gaya hidup yang tak sesuai dengan budaya organisasi Polri atau dari faktor organisasi yaitu regulasi yang lemah, kurangnya wawasan literasi, kurang sarana dan prasarana, Budaya yang harus diperbaiki karena warisan lama mungkin sudah tak cocok, bukan lagi anak buah layani pimpinan,โ papar Sigit.
Terkait penanganan dan pengendalian Pandemi Covid-19, Sigit memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran kepolisian yang tidak kenal lelah berada di garis terdepan dalam hal tersebut, kendati begitu, Sigit tetap mengingatkan untuk tidak abai dan lengah, apalagi saat ini varian Covid-19, Omicron sudah masuk ke Indonesia.
โApa yang kita lakukan selama ini bukan pencapaian akhir, saat ini ada omicron masuk ke Indonesia, omicron lebih cepat lima kali walaupun tingkat fatalitas tidak setinggi varian Delta,โ ujar Sigit.
Oleh karenanya, Sigit meminta agar personel kepolisian untuk terus bersinergi dengan seluruh stakeholder melakukan percepatan akselerasi vaksinasi terutama pada masyarakat lanjut usia (lansia) dan anak-anak.
Sigit juga mengingatkan soal kebijakan vaksin booster, ia berharap, hal ini harus dijadikan kesempatan untuk semakin menguatkan atau meningkatkan imunitas akan bahaya Covid-19 bagi masyarakat.
Dalam pengarahannya, Sigit juga menekankan soal penguatan strategi komunikasi publik, responsif terhadap peristiwa bencana alam, antisipasi konflik sosial, fenomena kejahatan konvensional, kesiapan menghadapi Pemilu, mengawal iklim investasi dan penguatan sinergitas TNI-Polri. (Sumber: Ikatan Jurnalis Kepolisian).
Pewarta/Editor: Loh