𝐎𝐑𝐆𝐀𝐍𝐈𝐒𝐀𝐒𝐈

Jemaat Gereja Eklesia Tolak Ganti Pendeta

Soe, Jurnalsepernas.id – TERJADI kekisruhan majelis dan jemaat Gereja Eklesia Loli, Kecamatan Polen, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NNT) atas adanya serah terima pergantian pendeta Imelda Tunliu yang belum habis masa jabatannya.

Para jemaat Gereja Eklesia menolak mentah-mentah pihak Sinode Gemit yang sudah menerbitkan Surat Keputusan (SK) pemutasian Pendeta Imelda, tanpa mengkonfirmasikan kepada majelis dan jemaat di Gereja Eklesia Loli, Kamis (05/12).

Marten Mella, salah seorang tokoh masyarakat Loli menyampaikan, gereja yang ada di Desa Loli pada masa orang tua mereka, itu belum mengenal yang namanya pendeta.
“Orang tua kami punya kesadaran iman sendiri untuk bangun organisasi gereja,” ujar Marten.

Untuk itu Marten sangat keberatan kalau gereja mereka sudah diatur oleh Gemit. “Kami harap Sinode tolong dengar pendapat kami, tapi kalau mau dengan sepihak Sinode memutuskan setiap urusan di gereja kami maka, jangan marah kalau suatu waktu kami sebagai jemaat juga memutuskan lain.
IMG 20241218 WA0025 Jurnal Sepernas
Masalahnya, gereja dan pendeta masih dalam sebuah tahapan pekerjaan dan pelayanan yang belum tuntas, alih-alih Sinode mengeluarkan SK mutasi tanpa konfirmasi dengan jemaat.

“Setahu kami SK pendeta saat ini baru akan berakhir tahun 2026, kok ada apa dengan pendeta kami, sehingga dipindahkan tanpa sepengetahuan kami sebagai umat di Gereja Eklesia Loli,” tanya Marten kesal.

Atas adanya mutasi tersebut, Marten mempertanyakan, kalau memang pendeta sekarang ada kesalahan, tolong menyampaikan pada jemaat Gereja, supaya para jemaat mengetahui duduk permasalahannya.

Akibat penolakan jemaat tersebut, Marten akan menyampaikan keberatan jemaat kepada Klasis, supaya disampaikan pernyataan sikap penolakan jemaat kepada Sinode. Apabila tidak direspon, maka jemaat tidak akan terima pendeta baru di gereja Ekeksia, sebab jemaat sekarang bersiap diri untuk merayakan hari Raya Natal dan Tahun Baru 2025.

“Jadi kami tidak akan melakukan acara serah terima pendeta, karena pendeta kami baru akan selesai masa jabatannya pada tahun 2026,” terang Marten.

Sementara itu, Festus Manu salah seorang jemaat menemui Klasis Sadrak Malailak, agar keberatan jemaat disampaikan kepada Majelis Sinode, sebab jemaat menolak serah terima pendeta.
IMG 20241219 WA0017 Jurnal Sepernas
Festus mengatakan, permintaan kepada Klasis Sadrak tersebut, bukan sebagai bentuk provakasi kepada pihak mana pun.

Lanjut Festus mengatakan, kalau ada narasi yang dinilai sebagai provokasi, Jemaat mengancam akan menemui Sinode ke Kupang, supaya mereka mengetahui, kalau reaksi menolak serah terima pendeta itu atas kesepakatan para jemaat sendiri tanpa embel-embel kepentingan pribadi berupa apa pun.

Supaya tuntuntan penolakan jemaat transparan, Festus meminta wartawan Jurnalsepernas.id, Maklon Angket untuk mempublikasikan berita terkait hal itu, agar pihak lain tidak berpendapat bahwa, jemaat diprovokasi.

Dalam pertemuan itu Sadrak juga menyampaikan jika terjadi pemindahan pendeta Imelda Tunliu itu atas inisiatif Majelis Sinode dan dirinya selaku Klasis pun tidak mengetahui, pihaknya cuma menjalankan tugas menyampaikan kepada Pdt Imelda Tunliu untuk segera pindah.

Sehingga pernyataan itu membuat hampir semua jemaat Eklesia Loli marah dan ingin menghadap Sinode Gemit untuk mempertanyakan, apa kesalahan pendeta Imelda sehingga mau diganti? “Kalau memang pendeta kami ada salah, tolong Klasis sampaikan kepada kami atau para tokoh gereja kami untuk adakan bimbingan terhadap pendeta kami,” pinta Naomi Nenoliu, salah seorang ibu rumah tangga mengunakan bahasa daerah yang disetujui beberapa ibu lainnya.

Pewarta: Maklon
Editor : Loh

Laode Hazirun

Ketua Umum Jurnal Sepernas."Sepernas satu2nya organisasi pers dari Indonesia timur yg merancang UU Pers tahun 1998 bersama 28 organisasi pers" HP: 0813-4277-2255

Related Articles