Kelompok Agama Islam Shalat Id Lebih Awal
Kelompok Agama Islam
Shalat Id Lebih Awal
Makassar, Jurnalsepernas.id – BULAN Suci Ramadhan telah berakhir, kini umat Islam merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1445 H tahun 2024, namun sangat menarik sabab ada kejadian yang mengatasnakan jamaah tertentu menyelenggarakan shalat Idul Fitri mendahului ketentuan pemerintah. Hal ini heboh dan viral yang menimbulkan perbincangan di kalangan masyarakat menjelang hari raya yang ditetapkan pemerintah, Rabu (10/04).
Beberapa hari lalu, masyarakat dibuat heboh, karena adanya Jamaah Aolia yang merayakan Idul Fitri atau Lebaran lima hari lebih awal dari pemerintah yakni (05/04).
Ternyata, selain Jamaah Aolia, ada pula beberapa kelompok Agama Islam lainnya yang merayakan Idul Fitri beberapa hari lebih awal dari ketentuan pemerintah.
Adanya perbedaan jadwal penentuan awal puasa dan menentuan Shalat Idul Fitri, menandakan Umat Islam tanah air tidak kompak, karena banyaknya organisasi dan aliran yang diduga kurang pendekatan dan pembinaan dari unsur pemerintah, sehingga mereka melakukannya sesuai hitungan masing-masing aliran.
Lantas, apa saja kelompok yang merayakan Idul Fitri lebih awal?Jurnalsepernas.id mengukutip dari berbagai sumber, ada empat kelompok agama Islam yang merayakan Idul Fitri beberapa hari lebih awal dibandingkan ketentuan pemerintah.
1. Jamaah Aolia
Seperti yang sudah banyak diberitakan, jamaah yang berpusat di Gunung Kidul, Yogyakarta ini merayakan Hari Raya Idul Fitri, pada (05/04) lalu.
Berbeda dari umat Islam kebanyakan, Jamaah Aolia tidak melakukan takbiran saat Lebaran tiba.
Jamaah Aolia ini dipimpin oleh Mbah Benu, kelompok agama Islam ini menentukan hari raya dengan ilmu laduni yang dimiliki pemimpinnya yang menelpln langsung Allah SWT, (Huhhh heboh, red.).
2. Tarekat Syattariyah
Tarekat Syattariyah di Nagan Raya, Aceh. Sumber: ANTARA
(Tarekat Syattariyah di Nagan Raya, Aceh. Sumber: ANTARA)
Ribuan warga di Kabupaten Nagan Raya, Aceh telah melakukan shalat Idul Fitri pada Senin, (08/04).
Shalat Idul Fitri tersebut diikuti oleh ribuan Jamaah Tarekat Syattariyah di lokasi tersebut.
Menurut Kepala Dinas Syariat Islam, Kabupaten Nagan Raya, H Wahidin, perbedaan hari raya antara masyarakat tersebut dengan pemerintah memang lumrah terjadi.
Tidak hanya tahun ini, perbedaan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri di masyarakat tersebut sudah berlangsung secara turun temurun.
3. Tarekat Naqsabandiyah
Jamaah Tarekat Naqsabandiyah telah melaksanakan shalat Idul Fitri pada Selasa, (09/04).
Penentuan hari raya ini dilakukan oleh Majelis Fatwa Pusat Tarekat Naqsabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Pelaksanaan shalat Idul Fitri pun dilaksanakan di beberapa tempat seperti Jambi, Palembang, Bogor, hingga Subang.
Sesuai dengan tradisi, biasanya jamaah ini melanjutkan aktivitas mereka setelah shalat Idul Fitri dengan melakukan halal bihalal.
4. Jamaah An-Nadzir
Jamaah An-Nadzir Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) menetapkan 1 Syawal 1445 H jatuh pada 9 April 2024. Jemaah An-Nadzir Gowa pun melakukan salat Idul Fitri, pada Selasa (09/04).
Jemaah pimpinan Samiruddin Pademmui yang sekaligus bertindak sebagai imam dan khatib, melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Al Muqaddis, Kampung Butta Ejayya, Kecamatan Bontomarannu, Gowa sekitar pukul 07.15 Wita.
Tampak para jemaah laki-laki berada di pelataran masjid dengan pakaian gamis dan sorban. Sementara jemaah perempuan berada di dalam dalam Masjid Al Muqaddis juga mengenakan pakaian khas hitam.
Samiruddin menjelaskan Jemaah An-Nadzir memiliki ilmu, metodologi dan tata cara sendiri dalam menetapkan 1 Ramadan, 1 Syawal dan 10 Zulhijah. llmu metodologi ini merupakan hasil pengajaran dari Imam KH Syamsuri Abdul Madjid. (Sumber: Viva dan Antara.
Pewarta/Editor: Loh