Miris, Anastasia Dicampakan Pemerintah?
Soe, Jurnalsepernas.id – MIRIS seorang janda yang tergolong tidak mampu atas nama Anastasia Tse berdomisili di RT 13, RW 09, Desa Tetaf, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tinggal di rumah tidak layak huni bersama anak-anaknya sangat membutuhkan bantuah bedah rumah dari pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Hasil pantauan awak Jurnalsepernas.id, pada Rabu (09/02) nampak Anastasia yang sudah tua kelihatan sangat mengharapkan bantuan, baik dari pemerintah maupun dari pihak dermawan.
Ketika berbincang dengan awak media ini, Anastasia mengakui, selama ini belum pernah ada bantuan bedah rumah, sepertinya Anastasia dicampakkan pemerintah, sehingga luput dari perhatian untuk mendapatkan bantuan bedah rumah dan bantuan lainnya, padahal dirinya layak mendapatkannya, bahkan sudah diadakan pendataan sejak tahun 2007 bagi keluarga yang rumahnya tidak layak huni untuk mendapatkan bantuan dari pihak pemerintah pemerintah desa, namun hingga hari ini pun pihaknya belum pernah di lirik pemerintah baik dari tingkat desa, kabupaten, provinsi hingga pusat.
“Seharusnya pemerintah desa bersama dengan pemerintah daerah memberikan bantuan kepada saya, sebab sejauh ini kami belum pernah disentuh yang namanya bedah rumah,” ujarnya lirih.
Di tempat ini juga, Anastasia mengakui sejauh ini pihaknya hanya mendapat dana bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah. “Saya berharap agar mendapat perhatian dari pemerintah daerah memberikan bantuan berupa bantuan bedah rumah”.harapnya.
Dari pihak pendamping (petugas) PKH juga sudah di adakan pendataan batuan bedah rumah, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari pihat terkait.
Anastasia juga mengakui,sejauh ini pemerintah daerah sudah memberikan bantuan bantuan PKH sejumlah 325 ribu, tapi pihaknya sangat membutuhkan bantuan rehabilitasi rumahnya yang sudah tidak layak huni.
Dengan keadaan ini juga,Anastasia selalu berusaha dengan kerja keras dan perjuangan yang penuh kesabaran, berhasil menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga tamat, namun anak-anaknya tidak melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi, karena keadaan ekonomi keluarga mereka tidak mencukupi.
Walaupun hidup mereka hanya pas-pasan saja,Anastasia pasrah dan selalu mensyukuri kehidupan yang diberikan Yang Maha Kuasa hingga saat ini keluarga kecilnya masih bisa bernafas.
Pewarta : Anselmus Tefnai
Editor : Loh