𝐏𝐎𝐋𝐈𝐓𝐈𝐊- 𝐏𝐄𝐌𝐄𝐑𝐈𝐍𝐓𝐀𝐇𝐀𝐍

Lurah Pandang Hina Walkot, Dicopot

Makassar, Jurnalsepernas.id WALI Kota (Walkot) Makassar, Sulawesi Selatan, Ramdhan ‘Danny’ Pomanto mencopot Lurah Pandang, Kecamatan Panakukkang, Muhammad Nawir, karena dinilai telah menghinanya di media sosial (Medsos). Nawir menerima putusan pencopotan dirinya dan mengaku hanya mengkritik dan membawa aspirasi RT/RW Makassar yang dinonaktifkan Danny.

Pencopotan terhadap Nawir dilakukan, setelah dia diperiksa oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Makassar. Saat diperiksa, Nawir mengaku telah melakukan penghinaan kepada Danny. “Diperiksa benar terbukti menghina dan dia mengakui. Itu terkait dengan percakapan grup WA yang mengarah ke Pak Wali, harusnya tidak layak sebagai seorang pegawai, menghina dengan kata berbohong, pembohong dan itu tidak boleh begitu,” ujar Plt Sekretaris BKD Kota Makassar Munandar dalam keterangannya, Rabu (14/4/).

Dugaan penghinaan kepada Danny itu dilakukan Nawir di grup WhatsApp. Atas aksinya itu, BKD Makassar juga menilai Nawir telah melakukan pelanggaran pidana. “Dia sudah minta maaf dan mengakui salahnya, jadi percakapan WhatsApp ada kata ‘bohong, pembohong Wali Kota’. Itu penghinaan sebenarnya, ada unsur pidana seperti itu, itu kan mendiskreditkan begitu, tidak boleh begitu, masa ada kata kata seperti kayak begitu,” imbuh Munandar.

Sementara itu, Wali Kota Makassar, Danny Pomanto menegaskan, aksi yang dilakukan Nawir menunjukkan perlunya resetting (Penataan Ulang) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Dia menilai pemerintahan harus segera ditata ulang, agar jajaran mendukung programnya.

“Jadi inilah bentuk bobroknya pemerintahan di bawah dan harus di-resetting. Bisa dibayangkan bawahannya wali kota, lurah bilang wali kotanya kayak begitu di media sosial dan dia mengakui,” kata Danny saat dimintai konfirmasi.

Danny menilai pencopotan Nawir dari jabatan Lurah Pandang sudah tepat, bahkan dia memastikan ada konsekuensi hukum yang akan didapatkan oleh Nawir, karena telah melakukan penghinaan.

“Ini saya bilang kenapa perlu di-resetting, karena terjadi konspirasi politik yang membuat Makassar akan mundur. Saya tidak biarkan, dan pencopotan, termasuk penghinaan dan ini bisa masuk konsekuensi hukum, dan ini sedang saya pertimbangkan konsekuensi hukumnya,” terangnya.

Sementara itu, Nawir yang dimintai tanggapan terkait pencopotan dirinya mengaku ikhlas. Dia mengaku kritik yang dinilai menghina itu sebagai bentuk penyampaian aspirasi kepada RT/RW.

“Itulah keputusan pimpinan yang terbaik untuk saya, saya tetap memberikan dukungan penuh untuk program kebijakannya Pak Wali mengenai Makassar Recover. Itu cuma kesalahpahaman saja, saya hanya menyampaikan aspirasinya RT-RW,” kata Nawir.

Menurutnya, tidak ada maksud untuk menghina Walikota, apalagi atasannya. “Saya tidak bermaksud menghinsa, karena beliau pimpinan saya, saya cuman menyampaikan aspirasinya RT/RW (di bawah pimpinan) saya yang mau dinonaktifkan,” ujar Nawir.
Pewarta: Nurdin
Editor : Loh

𝐑𝐔𝐒𝐌𝐈𝐍

𝐊𝐞𝐭𝐮𝐚 𝐈𝐈 𝐃𝐞𝐰𝐚𝐧 𝐏𝐢𝐦𝐩𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐏𝐮𝐬𝐚𝐭 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐭 𝐏𝐞𝐫𝐬 𝐑𝐞𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢 𝐍𝐚𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 (𝐃𝐏𝐏- 𝐒𝐄𝐏𝐄𝐑𝐍𝐀𝐒) 𝐝𝐚𝐧 𝐊𝐨𝐫𝐝𝐢𝐧𝐚𝐭𝐨𝐫 𝐍𝐚𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 (𝐊𝐎𝐑𝐍𝐀𝐒) 𝐌𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐂𝐞𝐭𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐧 𝐎𝐧𝐥𝐢𝐧𝐞, 𝑱𝒖𝒓𝒏𝒂𝒍𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒔.𝒊𝒅- 𝐌𝐄𝐍𝐆𝐔𝐍𝐆𝐊𝐀𝐏 𝐅𝐀𝐊𝐓𝐀 𝐓𝐀𝐍𝐏𝐀 𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 , 𝐌𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮𝐢 𝐈𝐧𝐯𝐞𝐬𝐭𝐢𝐠𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐌𝐨𝐧𝐢𝐭𝐨𝐫𝐢𝐧𝐠 Telepon: 082332930636 / 082312911818.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *